Terlihat bibirnya menorehkan senyuman
Merah merekah bak mawar dan mentari di pulau sembilan
Terlihat embun mencumbu pipinya yang mungil
Wajah anggun seakan baru lahir
Ia selalu hadir di tengah tengah gerimis
Menentramkan hati mereka yang lagi menangis
Terlihat gelak tawa, riang gembira
Membasuh luka dan air mata
Terlihat sorot matanya menyinari seisi kota Sinjai
Membuat takjub, dikiranya ia bidadari
Bagi penyair, ia adalah setalan puisi
Tanpanya, bait demi bait hanyalah hidangan tanpa pemanis
Munif Mutawalli
Sinjai, 2 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H