Mohon tunggu...
Munif Mutawalli
Munif Mutawalli Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Sastra Asia Barat

Kebenaran akan terdengar di telinga - telinga yang mencarinya (thalabul haqq), kecuali orang - orang yang mencari pembenaran (jahil) dan enggan untuk mencari kebenaran (jahil murakkab). Tugas kolektif (bersama) adalah menjaga kebenaran (dimanapun, bagaimanapun dan dari siapapun kebenaran tersebut), sebelum 'hoax' luas membumi dan 'kesesatan berpikir' nikmat menindas serta menghegemoni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Blasteran Bidadari

4 Mei 2024   08:23 Diperbarui: 4 Mei 2024   08:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlihat bibirnya menorehkan senyuman
Merah merekah bak mawar dan mentari di pulau sembilan

Terlihat embun mencumbu pipinya yang mungil
Wajah anggun seakan baru lahir
Ia selalu hadir di tengah tengah gerimis
Menentramkan hati mereka yang lagi menangis

Terlihat gelak tawa, riang gembira
Membasuh luka dan air mata

Terlihat sorot matanya menyinari seisi kota Sinjai
Membuat takjub, dikiranya ia bidadari
Bagi penyair, ia adalah setalan puisi
Tanpanya, bait demi bait hanyalah hidangan tanpa pemanis

Munif Mutawalli
Sinjai, 2 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun