Baru-baru ini telah berhembus kabar bahwa babak perselisihan di lingkungan persepakbolaan nasional akan dimulai lagi dengan menampilkan tokoh yang hampir sama dengan babak-babak pendahulunya, namun dengan jalan cerita yang sedikit berbeda tentunya. Adalah persoalan pelatih Luis Manuel Blanco yang dipecat begitu saja oleh seorang yang mengaku ketua BTN yang bernama La Nyalla Mahmud Matalitti, dan sepertinya itu akan menjadi cerita panas yang mampu berkembang dengan seru hingga berpotensi membuat sengatan bagi si-empunya inisial LNM ini. Bagaimana jika persoalan ini dilaporkan ke FIFA? Dan kira-kira apa yang akan terjadi jika pelatih berpaspor Argentina itu membawanya ke meja badan arbitrase olahraga dunia (CAS)?
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, badan arbitrase olahraga yang diakui oleh FIFA adalah CAS dan sampai saat ini belum ada badan arbitrase lain yang rekomendasinya dapat dipakai sebagai jalan keluar secara hukum oleh pemegang otoritas sepakbola tertinggi di dunia ini, dan CAS juga dikenal memiliki kredibilitas yang sangat baik dan termasuk lembaga yang susah mengeluarkan “keputusan pesanan”.
Apa yang telah saya sampaikan dalam uraian singkat diatas akan coba saya hubungkan dengan pernyataan Sekjen PSSI yang menggulirkan wacana pembentukan badan arbitrase internal di tubuh PSSI. Menyikapi hal tersebut ada sebuah tanda tanya pada diri saya, entah urgensi apa yang mendasarinya sang Sekjen ber-statement seperti itu? Apakah ide tersebut keluar atas hasil dari pemikiran sekelompok orang yang betul-betul tulus untuk perkembangan organisasi? Atau mungkin ada misi “jahat” sebagai respon dari situasi yang berkembang yang dapat mengancam keberlangsungannya golongan tertentu saja yang tengah berkuasa? Bagi mereka yang sangat hobby ngeles terkait kemungkinan Luis Manuel Blanco membawa kasus ini ke CAS mungkin akan berujar : “PSSI sudah memiliki badan arbitrase internal yang independen sehingga PEDULI AMAT dengan badan arbitrase yang lainnya”.
Mungkin bagi para pembaca mempunyai opini yang beragam lainnya selain dari apa yang telah saya sampaikan, yang tentunya terdiri dari pertanyaan positif dan negatif. Namun saya disini sebagai bagian dari masyarakat yang haus akan prestasi timnas dan kemajuan industri sepakbola domestik tentunya tidak ada maksud untuk berburuk sangka, saya hanya tetap berharap tidak ada upaya ataupun misi negatif atas ide Sekjen PSSI tersebut. Hidup sepakbola Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H