Roadshow Puisi Menolak Korupsi (PMK) #57 akan digelar di Jepara. Saya akan mengikutinya. Pukul tiga dini hari, usai mandi dan gosok gigi, saya bersepeda motor menuju stasiun Brebes. Sampailah saya di dekat area tujuan. Kendaraan yang cicilannya sudah lunas itu saya parkir di tempat penitipan. Saya duduk sejenak, memangsa sehelai roti untuk menambah enerhi. Saya tidak sedang menjalankan prohram diet. Maka, makan roti pada dini hari bukanlah hal terkutuk. Sejujurnya saya terbiasa sarapan nasi pincuk, tapi jam segitu bakul nasi belum pada buka.
Saya memasuki gerbong 9 dan duduk di kursi 20 D. Pukul 04.45 WIB, kereta tujuan akhir stasiun Poncol mulai melaju. Saya ditemani gadis berkaos orange (fotonya saya taruh pada kolom komentar). Usianya dua tahun lebih muda dari Mas Mendikbud, Nadiem Makarim. Ia tampak tersenyum menatapku terus menerus sepanjang perjalanan. Meski begitu, saya tidak merasa Geer. Biasa saja.
Karirnya telah merambah di kancah internasyenel. Meski tidak memiliki darah Indonesia, prestasinya turut mengharumkan bangsa. Lebih dari 170 penghargaan ia dapatkan. Tahun 2017 wajahnya terpampang di salah satu seri perangko Tanah Air.
Baru-baru ini sang gadis dibuatkan patung lilin di Madame Tussauds Singapura. Madame Tussauds adalah museum lilin terkenal di London, Inggris, dengan cabang-cabang di beberapa kota besar di dunia. Saat ini tidak buka cabang di Brebes. Mungkin karena Brebes bukan kota besar di dunia.
Sejumlah tokoh yang dibuatkan patung lilin di antaranya Bung Karno, Bung Jokowi, Mahatma Gandhi, Saddam Hussein, Neil Armstrong, Bruce Lee, Muhammad Ali, dan masih banyak lagi, termasuk Kajol.
Jadi kesimpulannya, gadis yang menemani saya di dalam kereta bukan orang sembarangan. Orang sembarangan tidak akan dibuatkan patung lilin di museum terkenal.
Gadis itu bernama Agnez Mo. Saya sama sekali tidak mengajaknya bicara. Sama sekali. Mengajak gambar berbicara bisa dianggap soak. Saya biarkan ia terus tersenyum dan tangannya membawa madu TJ. Saya mulai merasa ada truk tronton bertengger di pelupuk mata. Berat sekali. Semalam hanya tidur selama sekira dua puluh menit. Saya pun tidur di dalam kereta, dan, tentu saja, ditemani Agnez Mo. Makasih ya, Mo. Kapan-kapan kita ketemu lagi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H