Kejaksaan entah posisi condong ke mana. Denger2 sih meres ke segala arah. Lagi perang dingin sama pajak. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Banyak kasus pajak perusahaan sawit mangkrak di kejaksaan. Katanya yg maen anak2 di bawah yg punya beking pejabat tinggi. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Jadi jaksa agung mudanya denger2 susah ngontrol anak2 buahnya soalnya anak2 buahnya dijagain sama yg di atas. Ngerti lah. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Orang2 pajak jg gak bisa nekan orang2 kejaksaan. Abisnya orang2 pajak jg punya dosa2 masa lalu yg suatu saat bisa diangkat orang2 jaksa. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Moga2 cukup jelas. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Orang2 pajak jg gak bisa nekan orang2 kejaksaan. Abisnya orang2 pajak jg punya dosa2 masa lalu yg suatu saat bisa diangkat orang2 jaksa. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Itu kepaksa diambil soalnya emang masa lalu pajak tuh jahiliyah banget. Kalo emang pengen bener2 bersih orang2nya, bisa2 gak ada yg kerja. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Makanya kebijakan yg diambil pokoknya liat ke depan. Jangan maen2 lagi. Kalo ketauan, gak bakal dibantuin. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Dan emang itu yg terjadi. Orang2 pajak yg ketangkep maen dibiarin mati semua kan di pengadilan? Kemenkeu kagak pernah bela babi buta. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Titik lemah dosa masa lalu ini yg skrg dipake anak2 jaksa negeri dongeng buat counter anak2 pajak yg rese ato buat meras malahan. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Misal nih ada pejabat pajak ngamuk bilang jaksa lambat eksekusi putusan pengemplang, sama jaksa tinggal disentil aja; eh ada dosa lu nih. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Kalo dah disentil gitu yah mo gak mau diem kepaksa. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Ato kalo emang jahat banget yah orang jaksanya dateng ke orang pajak malak; lu bayar gua segini ato dosa lu gua angkat. Berabe kan? — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Dan yg malak tuh cecurut2 seringnya tapi bisa bikin pejabat pajak level tinggi mengkeret. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
"Kejaksaan itu bagaikan iblis," ~ curcol seorang pejabat pajak di suatu ketika di negeri dongeng. — Hans DaVid (@hansdavidian) April 20, 2013
Penggalan twit-twit tersebut kira-kira bisa menggambarkan kenapa Pajak Asian Agri tidak jua dieksekusi oleh kejaksaan agung. Terdengar seperti konspirasi dan asumsi, namuin nyata sekali jika Dirjen Pajak seolah-olah takut kepada Kejagung untuk mendorong Kejagung agar segera mengeksekusi keputusan MA yang menyatakan bahwa Asian Agri harus segera membayar denda karena telah mengemplang pajak.
Entah kenapa kejagung hangat-hangat tahi ayam dalam mengurus kasus ini. Mungkin sudah "masuk angin" kejagung kecipratan uang dari Asian Agri Group. Selain itu juga sebenarnya pengeksekusian keputusan hukum terkait kasus penggelapan pajak ini bisa merubah citra Kejagng dan Dirjen Pajak karena kedua institusi ini sedang disorot karena buruknya kualitas yang meeka tunjukan selama ini, apalagi baru-baru ini kembali pegawai pajak kembali tertangkap karena kasus pemerasan pajak yang dilakukan kepada Asep Hendro, mantan pembalap nasional. Kejagung? tidak kalah buruknya, terdesaknya Kejagung dalam kasus Chevron dan IM2 membuat citra kejagung semakin terpuruk.
Kiranya sangat bijaksana kalau dua institusi ini saling bersinergi demi kepentingan bangsa, bukannya malah sibuk untuk saling menyerang dan memegang kartu masing-masing demi kepentingan mereka dan golongan mereka. jika kedua institusi ini bisa bersinergi niscaya kasus penggelapan pajak seperti ini tidak akan terjadi dikemudian hari karena mempunyai efek jera yang jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H