YUSUF adalah ahli ekonomi dunia yang belum pernah ada tandinggannya. Kemampuannya bertiori dalam hukum ekonomi dan melaksanakan sendiri tiori tersebut sungguh luar biasa. Sejarah telah membuktikan, tujuh tahun negaranya mengalami masa paceklik, namun rakyat di seluruh pelosok negri itu tidak merasa kekurangan makanan. Bahkan dalam masa-masa paceklik tersebut rakyat-rakyat negara lain masih sempat dibantu.
Itulah sepenggal kisah dalam Al Quran yang terdapat dalam aurat ke 12 (Yusuf), antara ayat 47 hingga 100, yang perlu menjadi bahan renungan kita pada masa sekarang. Lebih-lebih pada saat ini rakyat Indonesia sedang menimbang-nimbang akan memilih siapa untuk menjadi wakilnya di legislatif. Berhubung sedang berlangsung masa kampanye pemilu pileg.
Tiori ekonomi Yusuf itu sebenarnya sangat sederhana bisa dilihat pada butir kalimat yang disampaikannya kepada raja.
“Buka lapangan kerja banyak-banyak dan jangan hidup boros,” begitulah lebih kurang maknaynya pesan Yusuf itu bila disampaikan dengan bahasa gaul sekarang. Untuk lebih meyakinkan mari kita simak ayat 47 Suta Yusuf yang artinya: Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan.”
Kata bertanam tujuh tahun sebagai saran Yusuf yang disampaikan kepada raja, kalau diartikan dengan makna kekinian bahwa pemerintah harus membuka lapangan kerja seluas-luasnyanya dan ciptakan rasa aman agar semua orang bisa bertanam juga dalam arti yang luas. Orang yang punya lahan bisa menanam bibit, orang kaya bisa menanam modal, orang yang punya keahlian tertentu bisa menanam keahliannya, dan oarng yang tidak punya apa-apa pun bisa menanam jasa tenaganya. Demikian, tidak lebih dan tidaklah kurang.
Sementara makna kalimat apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, dapat diartkan janganlah hidup boros. Dengan bahasa lain, jangan hidup konsumtif.
Artinya Yusuf memberi saran kepada raja sebagai pemimpin dari rakyatnya, supaya dapat memberi contoh sekaligus memimpin masyarakat untuk hidup sederhana. Tidak memamerkan gaya hidup glamor yang dapat menguras semua penghasilan untuk membeli barang-barang yang mewah, seperti barang-barang yang banyak disita oleh KPK belakangan ini.
Selanjutnya dalam ayat-ayat berikut perilaku Yusuf saat diangkat menjadi pejabat pemerintah sebagai bendahrawan negara keteladanannya pun sangat mengagumkan. Ketika dia membantu keluarganya, yang dia bantu hanya bahan makanan agar mereka tidak lapar. Yusuf tidak memindahkan harta negara menjadi harta atas nama dirinya atau saudara-saudaranya. Padahal jika ingin, Yusuf punya kesempatan membuka tabungan di negara lain atas nama saudara-saudaranya agar tidak katahuan, karena Yusuf bukan penduduk asli negera setempat.
Demkianlah keteladanan seorang ahli ekonomi dunia. Jika sekarang ada figur yang miripmirip seperti itu, agaknya sangat layak kita pilih dalam pemilu ini untuk menjadi wakil kita yang duduk di DPR baik di tingkat pusat maupun di daerah, atau kita pilih menjadi presiden dalam pemilu pilpres nanti untuk membawa negeri ini kepada kemakmuran yang diimpinkan semua rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H