Mohon tunggu...
Ibnu Sadan
Ibnu Sadan Mohon Tunggu... Jurnalis - https://bit.ly/belajarviainternet

Orang sukses berperilaku terhormat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi, Hindari Usaha Tergilas Zaman

8 April 2018   23:08 Diperbarui: 8 April 2018   23:31 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macam-macam kerajinan yang terbuat dari anyaman daun pandan (dko pri)

RODA zaman terus berputar menggilas kehidupan yang bertahan tanpa inovasi untuk melakukan pembaharuan. Berbagai jenis pekerjaan yang dulunya dapat menghasilkan uang sekarang tinggal kenangan, pelakunya jadi pengangguran.

Usaha kerajinan paling banyak sebagai korban, karena produknya  kalah bersaing di pasaran. Namun tidak demikian dengan Muhammad, 67, penduduk Gampong Matang Gleum, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Dia termasuk salah satu dari segelintir  pengusaha kerajinan yang masih bisa selamat dan bertahan dari putaran roda zaman.

Dengan melakukan inovasi, kerajinan yang ditekuninya sampai sekarang masih dapat bertahan.  Bahkan dapat dibilang makin melejit, karena peminat barang yang dihasilkannya tidak terbatas hanya di tempat dia membuka usaha. Selain itu juga sepi dari saingan, lantaran orang lain melihatnya usaha ini sudah ketinggalan zaman.

Adapun jenis kerajinan yang ditekuni Muhammad ini  merupakan warisan budaya orang-orang dahulu ketika pemakaian plastik belum mendominasi kehidupan seperti sekarang ini. Produk yang dihasilkannya aneka rupa kebutuhan rumah tangga, antara lain dalam bentuk tikar yang dapat digelar untuk berbagai keperluan.

Bentuk petak empat persegi ukuran kecil sebagai alas tempat duduk. Ukuran sedang sedikit panjang sebagai alas tempat sembahyang, dan yang lebih lebar dapat digelar di ruang keluarga sebagai pengganti ambal.

Menurut Muhammad yang akarab dipanggil Abi, inovasi yang dilakukan agar usahanya ini bisa bertahan terdapat pada dua hal. Pertama memodivaksi produk dengan memasukkan nilai seni sesuai perkembangan zaman. Yang kedua melakukan perubahan pada pemasaran, dulunya menunggu pembeli sekarang mencari dengan mengikuti pameran.

 Dengan inovasi usaha seperti itu Muhammad mengaku barang-barangnya selalu laku. Tiap bulan ada saja yang pesan, baik peminat yang berada dalam daerah Provinasi Aceh maupun dari luar daerah Aceh. Bahkan ada pemesannya datang dari Malaysia, ujar Muhammad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun