RODA zaman terus berputar menggilas kehidupan yang bertahan tanpa inovasi untuk melakukan pembaharuan. Berbagai jenis pekerjaan yang dulunya dapat menghasilkan uang sekarang tinggal kenangan, pelakunya jadi pengangguran.
Usaha kerajinan paling banyak sebagai korban, karena produknya  kalah bersaing di pasaran. Namun tidak demikian dengan Muhammad, 67, penduduk Gampong Matang Gleum, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur. Dia termasuk salah satu dari segelintir  pengusaha kerajinan yang masih bisa selamat dan bertahan dari putaran roda zaman.
Dengan melakukan inovasi, kerajinan yang ditekuninya sampai sekarang masih dapat bertahan. Â Bahkan dapat dibilang makin melejit, karena peminat barang yang dihasilkannya tidak terbatas hanya di tempat dia membuka usaha. Selain itu juga sepi dari saingan, lantaran orang lain melihatnya usaha ini sudah ketinggalan zaman.
Adapun jenis kerajinan yang ditekuni Muhammad ini  merupakan warisan budaya orang-orang dahulu ketika pemakaian plastik belum mendominasi kehidupan seperti sekarang ini. Produk yang dihasilkannya aneka rupa kebutuhan rumah tangga, antara lain dalam bentuk tikar yang dapat digelar untuk berbagai keperluan.
Bentuk petak empat persegi ukuran kecil sebagai alas tempat duduk. Ukuran sedang sedikit panjang sebagai alas tempat sembahyang, dan yang lebih lebar dapat digelar di ruang keluarga sebagai pengganti ambal.
Menurut Muhammad yang akarab dipanggil Abi, inovasi yang dilakukan agar usahanya ini bisa bertahan terdapat pada dua hal. Pertama memodivaksi produk dengan memasukkan nilai seni sesuai perkembangan zaman. Yang kedua melakukan perubahan pada pemasaran, dulunya menunggu pembeli sekarang mencari dengan mengikuti pameran.
 Dengan inovasi usaha seperti itu Muhammad mengaku barang-barangnya selalu laku. Tiap bulan ada saja yang pesan, baik peminat yang berada dalam daerah Provinasi Aceh maupun dari luar daerah Aceh. Bahkan ada pemesannya datang dari Malaysia, ujar Muhammad.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H