PESAN ini disampaikan Abu Khasit kepada anak-anaknya. Dia memiliki dua orang buah hati yang sedang menuntut ilmu di tempat lain. Ditulisnya dalam buku catatan, dengan harapan, sewaktu-waktu mereka dapat membacanya.
Wahai anak-anakku, demikian dia memulai, janganlah sekali-kali kamu mendhalimi alas kakimu. Alas kaki, baik sandal maupun sepatu atau apapun nama lainnya, memang merupakan bagian dari pakaian yang selalu kalian gunakan di bagian yang paling bawah ketika berada di luar rumah. Jika kamu memperlakukannya dengan baik martabatmu akan terangkat. Dan sebaliknya jika kamu mendhaliminya sebernya kamu telah mendhalimi dirimu sendiri, sehingga martabatmu pun akan terpuruk.
Lalu kalian mungkin akan bertanya, bagaimana yang dimaksud dengan mendhalimi alas kaki? Apakah dia tidak boleh diinjak? Jawabannya tentu bukan begitu. Berbuat dhalim yang ayah maksudkan adalah meletekkan sesuatu tidak pada tempatnya. Perbuatan dhalim yang paling besar adalah meletakkan Allah setara atau dibawah yang selain Allah. Yang itu sering disebut dengan perbuatan syirik. Sedangkan memperlakukan yang lain dengan tidak sepatutnya atau meletakkan sesuau bukan tempatnya itu juga termasuk perbuatan dhalim, dan tentu saja perbuatan dhalim ada tingkatan-tingkatannya.
Perbuatan dhalim terhadap alas kaki antara lain tidak menjaga kebersihannya, meletakkan sembarang tempat saat tidak dipakai, atau berbagai bentuk perbuatan lain yang tidak sesuai dengan tujuan penggunaan alas kaki. Termasuk melempar anjing dengan alas kaki juga perbuatan dhalim, apalagi melempar seorang presiden dengan alas kaki seperti yang pernah terjadi di luar sana. Hal itu jangan sekali-kali kamu ikuti, sebesar apa pun amarahmu kepada seseorang.
Contoh perbuatan dhalim atas alas kaki antara lain ketika kamu pergi ke suatu tempat yang terhormat dengan sepatu penuh lumpur. Dapat dipastikan penjaga tempat tersebut akan melarang kamu masuk, dengan begitu kamu telah mendhalimi diri mu sendiri, bukan? Dan sebaliknya jika kamu pergi dengan menggunakan sepatu yang mengkilat kamu akan dihargai. Maka itu menghargai sepatu dengan merawatnya secara baik berarti kamu telah menghargai dirimu sendiri.
Demikian juga saat kamu menyimpannya di depan pintu tatkala masuk ke suatu ruangan yang mengharuskan kamu membuka sepatu, jika kamu letakkan sembarangan seperti pada gambar kedua, kamu bearti kurang mengharagai sepatu sekaligus juga telah berbuat dhalim terhadap diri mu sendiri yakni menyulitkan saat hendak memakai kembali. Sebaliknya, jika kamu meletaknya dengan bagus dan rapi, seperti pada gambar pertama, berarti kamu telah berbuat terhadap sepatu sebagaimana mestinya dan memudahkan dirimu sendiri saat hendak memakainya.
Jika di tempat ramai, saat melepaskan alas kaki  janganlah  kamu letakkan di atas alas kaki orang lain. Yang ini juga sangat perlu kamu perhatikan, karena masalah seperti ini sering terjadi dan banyak orang kurang memperhatikan. Padahal  sesungguhnya sangat besar pengaruhnya terhadap dirimu. Kadang-kadang hal sepertti ini malah terjadi di tempat-tempat ibadah.
Orang yang jeli memperhatikan perilaku, cara seseorang meletakkan alas kakinya saat berkunjung ke suatu tempat, sebenarnya menjadi bahan penilaian terhadap karakter orang tersebut. Kalau kamu suka meletakkan alas kaki mu di atas alas kaki temanmu, bisa-bisa kamu akan dijuhi karena dianggap kamu orang yang terlalu egois. Tidak mau peduli terhadap perasaan orang lain. Demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H