Memperhatikan fenomena demo sopir taksi kemaren, yang menentang illegal transportation “ angkutan online”, sangat miris sekali karena itu malah menjadi blunder bagi taksi itu sendiri, bukannya mendapat simpati dari masyarakat yang notabene “konsumen” malah menjadi antipati.
Saya bukan pelanggan taksi, dan saya pernah beberapa kali menggunakan angkutan berbasis online, seringnya naik bis kota, metro mini dan juga motor. Tetapi setelah melihat transparansi harga, kemudahan mengakses, akhirnya mencoba juga angkutan berbasis online ini dan ketagihan.
Jadi tidak sepenuhnya benar juga kalo “angkutan online” mengambil alih konsumen taksi, buktinya saya sendiri yang jarang naik taksi.
Sedihnya, demo kemaren berujung adanya kekisruhan diantarasa sesame anak bangsa.
Kalo saya menjadi sopir taksi, atau pengusaha taksi atau siapapun yang ada dibelakang demo kemaren, maka saya akan berdemo dengan cara…
MengGratiskan semua penumpang pada hari itu, sambil memberi kampanye
“ bukannya kami tidak mau memberi tarif yang murah, tapi ada banyak prosedur yang harus kami lewati”…
“dukung kami hapus prosedur yang membuat ongkos taksi jadi lebih mahal’’
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H