Awal orde baru, semua yang ingin tetap tinggal di negeri indah ini, diharuskan menjadi WNI, aturan ini ditujukan  khususnya kepada WNA keturunan Cina, yang ketika itu tidak sedikit jumlahnya.
Banyak upaya mereka harus  tempuh untuk membuktikan bahwa mereka cinta Indonesia, misalnya berganti nama dari nama Cina ke nama Indonesia, dan tentu saja membuat kartu WNI yang salah satu syaratnya (katanya) adalah  harus tahu sejarah kebangsaan Indonesia.
Syahdan, dalam test pengetahuan sejarah tersebut , peserta harus mengenal nama dan sosok pahlawan nasional, caranya  satu persatu mereka di perlihatkan gambar/foto pahlawan dan mereka diminta menyebutkan nama pahlawan. Tentu sebelum mengikuti "ujian" ini, di rumah mereka harus menghafal satu persatu nama pahlawan sambil melihat poster yang terpampang banyak foto pahlawan.
Tibalah giliran nyonya Djie Dhiam Ting  menghadap penguji, satu persatu di tunjukkan foto pahlawan dan  lalu dijawab dengan  meyakinkan, mulai pahlawan : Teuku Umar, Imam Bonjol, Diponegoro, Kyai Modjo, R Saleh, dia hafal ciri2 khususnya makanya dengan mudah bisa menjawab. Penguji tersenyum sambil memuji nyonya Dhiam Ting : "wah ibu hebat, . . . . . . . . .jempol bu, tinggal satu foto lagi, coba perhatikan bu ini foto pahlawan siapa ?" tanya nya sambil membuka foto R.A Kartini.  Setengah teriak nyonya  Dhiam Ting langsung menjawab dengan mantab : "oh ini gambarnya . . . . . . . . . . . .  NYONYA MENEER". ketika di salahkan penguji, ibu satu ini sempat ngeyel : "lho iya nyonya meneer, wong ditoko saya ada lho gambar-e besar persis kayak  gini, juga ndek  bungkus jamu sing saya jual gambar-e juga persis fotone ibu ini , . . . . . . . . . . . . . .".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H