Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jealous Guy

12 Juli 2013   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Nyo, apa'o kamu tak peratikno kait tadi deleg2 gitu, ndak mbuka lapak tah". tanya Nonik pasa Sinyo suaminya..

"Iya Nik, entik mari gini gua brangkat. Ini loh Nik ada brita kok mbikin aku jiles (jealous, maksudnya). Brita kok manas manasi rakyat kecil gini to Nik. Nih bacaen : presiden, wakil presiden, menteri dan pejabat akan menerima gaji ke 13". kalimat Sinyo belum kelar, sudah dipotong Nonik.

"Kamu itu ngomongi apa Nyo, lhawong brita itu wis ada sehabise kenaikan harga bensin itu kok, sing  mbok baca itu lak koran lama to Nyo, lhawong kertas bungkus belanjaan kok kamu bahas".

Sinyo : "Lho, jadi ini to hasile usulan perubahan anggaran disetujuin DePeEr, bensin boleh  naik, terus para petinggi boleh nerima gaji ke 13, gituuuuu ?".

Nonik : "Nyo, mulutmu lek ngomong bok sak enakmu Nyo, entik ada seng denger kita orang isa di laporno pigi koramil".

Sinyo : " Ndak gitu Nik, dulu biasae sing nerima  gaji ke 13 itu lak pegawe negeri tah, lha ini presiden, wakil presiden terus menteri2 mereka  kan bukan PNS tah, ada apa kok isa nerima gaji ke 13, cik enake mereka, wes gajine besar, tunjangane gede2, segala pasilitas dapet, eh malah isa ciak gaji angka sial (13) gini". ini tah hasile  persetujuan2 ambek wakil rakyat".

Nonik :"Wo kamu dibilangi kok bicarane tambah pating pecotot Nyo, eling Nyo kita ini rakyat kecil bisa  apa, yo palingo rasan2 grundelan kayak gini thok, sudah sana sudah siang cepet pigi ke lapak, entik Bu Entin meh ngambik pesenane, ada ndek laci paling bawah dewek tolong kasikno ya".

Sinyo masih menggumam ......................: "mbencekno", katanya.

Catatan kecil.

Saudara2 sekalian, kita pantas kasihan pada pejabat2 itu, semua harga kebutuhan naik, mereka tidak bisa merasakan fenomena nya, karena pundi2 mereka malah makin berisi. Beda dengan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun