Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Alamak, Ada yang Iseng Lagi

15 Agustus 2011   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diisengin kaya yang kualami mungkin banyak juga kompasianer yang  sudah pernah mengalami.  Untukku pun di 'ganggu" sms iseng model begini sebenarnya bukan yang pertama, tapi lupa entah yang sudah yang keberapa.

SMS iseng yang kumaksud adalah sms minta dikirim pulsa,  pertama kali aku menerima sms begini, kupikir pengirim  benar dalam kondisi darurat, maka  kujawab : "maaf  anda salah sambung".  Merima sms  yang kedua,  aku belum curiga, meski isinya senada dengan yang pernah kuterima pertama.  Tidak kujawab, tapi  langsung kuhapus.  SMS iseng ini belakangan ada lagi dan  lagi , tidak ingat pastinya tetapi kira2 sudah lebih 5 kali masuk handphone ku.

Pengalaman begini ternyata melanda banyak teman,  masing2 mereka punya cara melapiaskan kekesalannya pada si pengirim sms, ada yang di cuekin dan langsung dihapus, ada yang di jawab dengan sopan, dan yang banyak langsung menjawab  dengan kata2 makian, :  (maaf)  "taiiiik lu", ada yang membalas  dengan iseng "emangnya gua bapak mu", dan  ada juga  nama2 penghuni  sekebun binatang bisa terlontar  sekedar  untuk pembalasan.

Tadi siang masuk ke  HP ku,  sms dari nomor +6287843020862  isinya :   " PA. isikan dulu pulsa As di nomor ini 085327333871 penting".  Entah  apa yang ada dibenakku, akau benar2 lagi kesal.   Reflek saja kubalas :   (maaf)  "matamu".

Mengapa sms  iseng begini berlanjut terus ya,  mungkin saja  bagi pelaku kegiatan ini  memang sudah menjadi 'pekerjaan" , karena  beberapa kali  benar2 pernah menerima transfer pulsa, maka profesi  ini berlanjut. Yang jelas modus nya selalu  bernada  'memancing" calon korban.  Kalau kita perhatikan, si pengirim  selalu memanggil calon korban dengan sebutan "PA" yang artinya papa,  agar menimbulkan kesan  bahwa pengirimnya adalah "wanita / perempuan".  Kuncinya disitu,  jadi seandainya si penerima terbawa/terpancing, kira2 bisa kita duga kemana arahnya. Yang penting tujuan pertama  (mendapat pulsa) tercapai dulu, selanjutnya terserah, kira2 ada to be continued  sms  menjadi berbalas balasan dsb, entahlah. Namun bila calon korban cuek bebek, menolak dengan membalas  sms dengan kata2 kasar dsb, itu  " resiko pekerjaan", yang oleh pelaku sudah sangat diperhitungkan sebelumnya. Buktinya setiap SMS yang kita balas dengan penolakan  halus (maaf salah sambung dsb),  maupun caci dan maki  sekalipun  tidak pernah di tanggapinya.  Bagaimana bila penerima sms ternyata perempuan, maka  diharapkan penerima berpikir sebagai  "salah sambung". No problemo.

SMS iseng2 ini sepertinya masih akan berlanjut, walaupun  sebenarnya mungkin dapat dikategorikan perbuatan bermodus  "penipuan".  Pelaku akan tenang2 saja,  dia pikir siapa sih yang mau repot lapor polisi untuk urusan beginian. Pelaku sangat tahu, bahwa calon korban atau korban sekalipun tak akan lalukan itu, paling pol korban akan meumpahkan kekesalaln dengan menulis di surat pembaca, atau menulis di kompasiana seperti ini,  atau paling sekedar cerita ke teman atau keluarga, atau (ini yang paling banyak) "ya sudah" biar saja.

Entahlah, mana yang paling bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun