[caption id="attachment_174241" align="aligncenter" width="425" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Sekarang mulai banyak minimarket2 yang melengkapi diri dengan ATM, jurus jitu buat mengundang  orang agar masuk minimarket. Dan, sekarang banyak orang lebih suka transaksi ATM di mini market dari pada di ATM centre, mungkin merasa lebih aman (walau tak sepenuhnya benar). Kemaren siang aku masuk  minimarket dekat rumah juga untuk keperluan ke ATM itu, di depankau ada dua orang, terdepan sedang transaksi dengan atm,  dan satu lagi antre persis di depanku. Giliran orang didepanku maju untuk melakukan  transaksi dengan atm, seperti biasa (bila sedang antre didepan atm) aku selalu mengambil  jarak yang cukup dari orang yang sedang bertransaksi, ini untuk memberi kenyamanan pada orang itu. Aku tepo seliro mawas diri saja, sebab bila aku sedang ber transaksi dan orang yang antre di dibelakangku agak "terlalu" dekat, aku merasa kurang nyaman, risih malah. Tetapi rupanya ilmu antre ini masih banyak belum difahami oleh para pengantre, nyatanya ketika aku mengambil jarak dari pengantre terdepan  yang sedang  bertransaksi, pengantre  di belakangku  mengisyaratkan agar aku lebih maju lagi. Ya ampun, masa iya sih kita harus  ngajarin mereka antre, bahwa ada  beda antre di depan ATM dan antre  di depan loket Sineplex/Stasiun  kereta api ?  Kalau antre di depan Sineplex/Stasiun, wajar kalau kita mesti semepet mungkin dengan pengantre di depan kita, lantaran kalau tak demikian kawatir diserobot orang, tetapi kalau antre di depan ATM tak perlulah kita mepet dengan orang paling depan yang sedang transaksi dengan mesin atm. Lagian juga tidak etis khan, salah2 bisa disangka ngintip nomer pin dsb. Yang terjadi kemaren, ketika aku berada di antrean terdepan dan sedang melakukan transaksi, lagi2 "bapak muda"  di belakangku berdiri terlalu dekat di belakngku, dan karena menurutku dia melangggar kaidah antre di depan atm, serta tindakannya membuatku tak nyaman bertransaksi , terpaksa dengan  halus saya katakan : "mas,  saya butuh kenyamanan  dengan transaksi saya,  dan  antrean ini juga  tak akan  ada serobotan  oleh siapapun, maka saya minta anda mundur sedikit lagilah, . . . . . . . terima kasih". Dengan sedikit tersipu, tanpa menjawab dia mundur. Mudah2an dengan kalimatku yang agak panjang tadi bapak muda itu menjadi faham dan tahu ilmu antre di depan atm. Bagaimana menurut anda ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H