Mohon tunggu...
Abu Al Givara
Abu Al Givara Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Menulis, Bukan Penulis

Jadilah pembelajar yang terus bersabar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemilu dan Partai Ban Serep

15 Januari 2024   16:26 Diperbarui: 21 Januari 2024   15:52 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu 2024 tinggal menghitung hari, setiap caleg berlomba meraih dukungan demi dapatkan kursi anggota DPR dan DPRD. Namun ada yang aneh dari perilaku partai politik kita. Anehnya terletak pada semakin kaburnya ideologi partainya.

Di tahap seleksi caleg hingga kampanye, partai politik telah menempatkan Ideologinya seperti ban serep demi dapat suara dan kuasa pada pemilu nanti.

Bagaimana tidak, dari proses seleksi bacaleg saja, partai politik telah menanggalkan Ideologinya, demi mencalonkan figur karena popularitas dan atau isi tasnya.

Tidak sedikit caleg terdaftar tanpa melalui proses kaderisasi partai, bukan anggota partai, tiba-tiba nyaleg saat dapat rekomedasi pimpinan-pimpinan partai. 

Ada pula kader partai tertentu tapi calegnya di partai lain. Ini fenomena memilukan sekaligus memalukan, namun terkesan biasa karena umum terjadi dihampir semua partai politik.

Situasi ini menjadi bukti nyata, ideologi partai bukan menjadi ban utama dalam menjalankan roda organisasi partai politik kita. Ideologi partai telah jadi ban serep.

Walaupun mesin pengorganisasian partai tetap berjalan, namun lain rasanya ketika ideologi yang harusnya jadi ban utama ia tanggalkan. 

Namun lebih parah lagi, jika ada partai yang tidak memiliki ideoogi sebagai pijakan. Menjadi semakin tidak jelas bangsa ini akan dikemanakan dan rakyatnya akan diapakan saat calegnya terpilih nanti.

Situasi krisis ideologi partai ini, menjadi tak salah jika menyebut Ideologi hanya berguna saat kondisi terpaksa---disaat tiada bacaleg yang punya popularitas dan isi tas lagi. Kader-kader partai yang punya rekam jejak panjang, pahami ideologi partai kadang tak dicalonkan karena tidak populer dan minim modal.

Disaat para caleg partai ban serep mencari dukungan, tergambar jelas bagaimana berkampanye dan cari pendukung. Bukan menyampaikan gagasan ideologis partai dan visi-misi berdasarkan ideologi yang dianutnya. Yang diucapkan hanyalah bahasa umum yang kerap digunakan hampir semua caleg partai-partai. Yang beda, mungkin saja dari besaran politik uangnya dan strategi politik lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun