Bi Ristha :
Mang Nata, apakah Mang Nata itu seorang penulis karena sudah menerbitkan buku, yang tercatat di perpusnas RI, sebagai hak cipta yang dilindungi undang undang ?
Mang Nata :
Mang Nata menulis itu hanya hobbie saja Bi, hanya hobbie. Bukan tujuan ingin disebut penulis buku misalnya. Semua orang itu sudah jadi penulis dengan sendirinya atuh. Lihatlah status semua orang, mereka kan penulis penulis yang keren.
Bi Ristha :
Apakah kalau kita ingin menjadi penulis itu harus banyak membaca ya Mang Nata ?
Mang Nata :
Ya benar Bi, harus banyak membaca, memahami, menterjemahkan, menafsirkan dan mengambil manfaatnya.
Bi Ristha :
Buku apa saja yang sudah Mang Nata baca, apakah sudah membaca buku-buku penulis terkenal ?
Mang Nata :
Mang Nata malah belum membaca buku-buku terkenal seperti itu Bi.
Bi Ristha :
Kok begitu, katanya harus banyak baca buku, kumaha Mang Nata ini ?
Mang Nata :
Buku yang sering dibaca Mang Nata itu, buku kehidupan Karya Sang Maha Pencipta Bi, baik yang tersurat atau pun yang tersirat. Seperti membaca alam semesta, membaca keistimewaan manusia. Membaca rasa, asa, harapan, sikap, mental, jasmani rohani dan lain sebagainya. Keluasan hikmahnya tak terbatas sejauh mata memandang. Apabila tujuh samudra beserta pohon di dunia ini, menjadi tinta dan penanya tak akan cukup untuk menuliskan hikmahNya tersebut.
Bi Ristha :
Ahh Mang Nata mah bisa wae.
(Cerita Mang Nata 368 dari RPHA)
