Pengarang : Hanif Ahmad
Anah Lajnah :
Abah Nata bagaimana caranya kalau orang lain itu supaya bisa memahami dan mengerti keadaan atau sifat kita ?
Abah Nata :
He he he, itu tidak akan pernah terjadi Anah !
Anah Lajnah :
Kok begitu Abah, bagaimana bisa tercapai perdamaian kalau begitu atuh ?
Abah Nata :
Coba Anah pikirkan dengan seksama, siapa orang lain itu ? pada posisi yang sama kita juga akan jadi orang lain untuk manusia yang lainnya. Jika kita hanya berharap orang lainlah yang memahami kita. Maka itu adalah pilihan yang kurang tepat.
Anah Lajnah :
Lalu pilihan lainnya apa Abah, kalau orang lain tak bisa mengerti kepada kita ?
Abah Nata :
Tidak ada pilihan lainnya lagi Anah, kecuali kitalah yang harus lebih dulu mengerti kepada mereka. Disanalah ruang pendewasaan sedang kita hidupkan. Selama PHP orang lain bisa mengerti kita, maka kedewasaan akan terhambat. Tetapi jika kita berupaya semaksimal mungkin mengerti orang lain, Â disanalah lahan pendewasaan membentang luas untuk kita tanami dengan berbagai kreatifitas kebaikan. Dan yakinlah buah-buah kesolehan menjadi penghibur yang tak ada bandingannya dikemudian hari.
Anah Lajnah :
Ooooohh begitu ya Abah......!
Abah Nata :
Satu hal lagi Anah, setiap kita harus terlebih dahulu membangun pengertian untuk diri kita sendiri. Ketika kita sudah memahami dan mengerti tentang diri kita, Maka harapan pengertian dari orang lain sudah tidak diperlukan lagi. Karena si pejuang sejati adalah fokus ibadahnya memahami dan mengerti orang lain. Bukan  supaya orang lain perhatian kepada dirinya, bukan supaya orang lain hormat kepada dirinya.
Anah Lajnah :
Apa hikmah dalam keadaan ini Abah ?