Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Cinta Letnan Rose dengan Si Koki (Part 27)

20 Agustus 2020   13:50 Diperbarui: 20 Agustus 2020   14:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Si Koki (hanif ahmad)

"Bukan semata-mata cinta kepadamu dalam makna seorang wanita kepada seorang pria. Tetapi kamu sudah nengajariku untuk cinta kepada Tuhan terlebih dahulu. Yang seharusnya memang setiap kita untuk berupaya dekat dengan-Nya. Bukan hanya dalam ritual atau asesoris ibadah saja. Tetapi setiap detik dalam helaan nafas kehidupan. Cinta kepada Tuhan adalah yang pertama, sebagai naungan untuk cinta kepada semuanya, tanpa ada kebencian ataupun ketakutan".

Letnan Rose :
Kokiku cintaku yang tersayang, Tuhan telah sayangimu dengan keistimewaanmu. Segala apa yang kamu tulis telah menambah satu pemahamanku tentang cinta yang benar.

Dengan sikapmu yang nyaman dalam setiap komunikasi, menjadikan kerinduan yang selalu hadir. Setiap kata yang kamu tulis sungguh seperti penyejuk untuk segala cakrawala kehidupanku. Kamu sudah banyak memberiku inspirasi semangat yang luar bisa.  

Kesukaanku kepada pelajaran manusia dan budaya. Apa yang kamu tulis memberikan referensi yang sangat baik. Cintaku dan sayangku bahkan semakin hidup terus menuju kemajuan. Bukan semata-mata cinta kepadamu dalam makna seorang wanita kepada seorang pria. 

Tetapi kamu sudah nengajariku untuk cinta kepada Tuhan terlebih dahulu. Yang seharusnya memang setiap kita untuk berupaya dekat dengan-Nya. Bukan hanya dalam ritual atau asesoris ibadah saja. Tetapi setiap detik dalam helaan nafas kehidupan. Cinta kepada Tuhan adalah yang pertama, sebagai naungan untuk cinta kepada semuanya, tanpa ada kebencian ataupun ketakutan.

Saya barangkali pernah mendengar bahasa ini. Tetapi tidak semengerti dari apa yang kamu maksud. Ini adalah sebuah kunci kehidupanku yang baru untuk menerawang segala pengertian kehidupan yang saya jalani. Atas cinta kepada Tuhan, maka segala perjuangan dan pengorbanan yang kita lakukan adalah nikmat yang telah Tuhan berikan kepadaku. Bukan atas segala upayaku sendiri tetapi semata-mata anugrah dan kemurahan dari-Nya.

Kokiku cintaku yang tersayang, saya cinta kepadamu atas naungan cinta kepada Tuhan. Maka terimalah cintaku ini sayang, agar ada ketenangan dan semangat menjalani semua hubungan denganmu. Saya sudah tidak sabar dalam kerinduan ini, agar segera bisa berjumpa denganmu. Entah bagaimana sikap dan emosiku saat mendengar kata-kata cinta darimu.

Si Koki :
Letnan Rose sahabatku yang cantik. Lagi-lagi kamu itu yah. Memujiku terlalu berlebihan. Jangalah kamu menghukumku dengan cara seperti itu, segala pujian itu adakalanya bisa menjadi siksaan atau melalaikan. Sehingga saya kawatir, jika semua orang akan percaya dengan apa yang kamu sangkakan itu. 

Padahal saya tidak seistimewa dengan apa yang kamu katakan. Saya hanyalah seorang koki biasa yang kebetulan suka menulis, seperti orang lain kebanyakan. Masih banyak penulis-penulis hebat dengan karya buku yang banyak, yang lebih layak untuk kamu istimewakan.

Berkaitan dengan Tuhan dan manusia, bahwa keistimewaan manusia itu sudah ada dalam setiap orang dalam potensi mengenal Tuhan dengan segala cintanya. Tuhan sudah menyediakan kelengakapan manusia dengan berbagai kamampuan. Tergantung mau atau tidaknya kita menggunakannya. 

Cinta kepada Tuhan itu otomatis akan ada dalam jiwa seseorang. Karena maksud Tuhan menciptakan seseorang adalah agar ia bisa mencintai dalam makna terus berupaya bisa dekat kepada Tuhan. Sehinga dari kemampuan cinta pertama kepada Tuhan inilah, yang akan mewarnai rasa cinta kepada yang lainnya. Kelimpahan cinta yang benar sudah otomatis akan menyingkirkan segala bentuk kebencian ataupun ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun