Mohon tunggu...
Abu Jamiledy
Abu Jamiledy Mohon Tunggu... -

Orang desa yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Desa Kumuh di tengah lahan BUMN

31 Desember 2013   11:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:19 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumuh dan bau, itulah kesan pertama ketika melihat kondisi pinggiran Desa Pinggirpapas. Pinggirpapas adalah sebuah desa yang dikelilingi oleh lahan pegaraman. Letak geografis desa ini berada dalam Kecamatan Kalinget Kabupaten Sumenep. Dari lokasi ini PT.Garam (Persero) yang merupakan salah satu BUMN telah memproduksi jutaan ton garam untuk kebutuhan nasional.

Jumlah Penduduk desa ini hampir mencapai 5.000 jiwa dan di Desa Pinggirpapas sedikit sekali tanah lapang. Hampir seluruh tanah di desa ini dipenuhi rumah-rumah penduduk. Disudut-sudut desa terutama di pinggiran desa tampak sampah berserakan. Di pinggir sungai sampah ini bercampur dengan kotoran manusia, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Maklum mayoritas penduduk desa Pinggirpapas punya kebiasaan buang air besar di sungai. Jamban (WC Sungai) dapat kita lihat dibeberapa lokasi. Dan sebagian besar masyarakat desa ini tidak memiliki WC di rumah.

1388462206542479083
1388462206542479083

Sungai yang dulunya lebar dan dalam, beberapa tahun terakhir mulai mengalami pendangkalan akibat kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal ini juga diperparah dengan ulah sebagian warga yang sengaja menimbun sungai untuk kemudian mendirikan rumah disitu. Alhasil sungai menjadi semakin sempit.

Ketika air surut kondisi jamban sungai ini sungguh sangat memprihatinkan, bahkan bisa dibilang pemandangan yang “mengerikan”. Betapa tidak, sampah berserakan hampir diseluruh bagian sungai bercampur dengan kotoran manusia.

Kesadaran akan pentingnya sungai yang dalam untuk keberlangsungan jamban (wc sungai) akhirnya mendorong warga di salah satu dusun. Warga RT 05 dan RT 06 Dusun Dhalem sempat bergotong royong untuk mengeruk sungai. Namun hal itu rupanya tidak bertahan lama, setahun kemudian sudah dangkal kembali. Warga dua RT ini juga pernah mengajukan proposal kepada PT.Garam (Persero) terkait pengerukan sungai. Namun bertahun-tahun mereka menunggu tak ada respon apapun dari pihak PT.Garam .

Kondisi ini rupanya mengundang kprihatinan dari mahasiswa yang tegabung dalam Kaukus Mahasiswa Sumenep ( KMS ).Beberapa waktu lalu mereka terjun langsung untuk melihat kondisi desa ini dan sempat beraudiensi dengan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Sumenep serta sejumlah kepala bagian dan kepala dinas di Pemkab, namun belum juga ada perubahan.

13884626982069402012
13884626982069402012

Baru-baru ini tepatnya tanggal 13 Desember 2013 Kaukus Mahasiswa Sumenep (KMS) juga sempat mendemo kantor PT Garam (Persero) di Jalan Raya Kalianget. Mereka menuntut perusahaan terbuka soal dana CSR (Corporate Social Responcibility). Dan juga meminta perusahaan garam milik negara itu bertanggung jawab atas dampak lingkungan atau cominity development (CD).

Bahkan, merekamensinyalir CSR sama sekali tidak dilaksanakan karena tidak dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar. Namun Pihak PT.Garam (Persero) membantahnya, menurut pihak BUMN ini bukan hanya CSR saja, malah perusahan telah melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan.

Lalu jika semua itu benar, mengapa masyarakat banyak yang tidak tahu ? dan mengapa lingkungan mereka tetap saja kumuh..????

Akhir Desember 2013

Catatan Rakyat Jelata

Abu Jamiledy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun