Mohon tunggu...
Abu Hudzaifah
Abu Hudzaifah Mohon Tunggu... profesional -

Menulislah kerana Allah, InsyaAllah akan ada nilai kebaikannya. Semoga kalam ini selaras dengan lisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dedaunan yang Dimakan Ulat dan Karier Politik PM Netanyahu

28 Agustus 2014   16:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chanel 2 TV Yahudi Zionis beritakan kalau perang 49 Hari (8-Juli hingga 26 Agustus 2014) Hamas dan para pejuang Gaza lain VS Yahudi Zionis adalah riwayat akhir dari karir politik PM Netanyahu. Kekalahan dalam perang Ashfun Makkul (perang Hamas vs Yahudi ditahun 2014) telah menamatkan karir politik Netanyahu (sang pewaris tahta dan akhlak Ariel Sharon).

PM Netanyahu sendiri mengakui, kalau kali ini kami memang belum menang melawan Hamas, tapi kami tidak mengakui dengan kemenangan Hamas (hehe, dasar sombong). Beginilah salah satu sifat Yahudi, di samping doyan dusta, mereka juga angkuh. Hei Netanyahu, silahkan anda mengelak dari kenyataan, yang penting dunia tahu kalau kalian para Yahudi kalah telak dalam pertempuran ''ashfun makkul'' (daun-daun yang dimakan ulat). Bahkan warga kalian sendiri mengakui kalau kalian Hamas menang dalam perang. Polling chanel 2 TV Yahudi buktikan kalau 59% sipil Yahudi mengakui kemenangan Hamas dan kekalahan Netanyahu dan tentara-tentaranya.

Rekan kompasiana, Alhamdulillah Hamas dan para pejuang lainnya di Gaza bisa memenangkan pertempuran ini. Kemenangan kali ini adalah bukti nyata kalau musuh-musuh Islam tidak akan pernah menang melawan Islam (tapi saying, banyak orang Islam yang kurang menyakini idiologi ini).

Kemenangan ini adalah bukti nyata kekokohan benteng Islam di Gaza sana, kemenangan kali ini adalah bukti nyata kegigihan dan kehebatan para pejuang Islam. Secara matematika Hamas pasti kalah, persenjataaan Hamas dan para pejuang lainnya di Gaza tidaklah sehebat dan semutakhir alat perangnya Yahudi, tapi ketahuilah, bahasa perang kita bukan semata kecanggihan dan kehebatan senjata, tapi nafas siapa yang lebih panjang ?!?! ruh dan semangat siapa yang membara dan berkorbar di medan laga ?!?!

Dunia telah menyaksikan, kalau lebih kurang 50 hari Hamas mampu bertahan tanpa pernah mengangkat bendera putih ! bahkan sebaliknya, dalam 50 hari ini Hamas dan kawan-kawan mampu mengirim ke neraka 1000 lebih (perwira dan tentara Yahudi) dan cenderai 2000 lebih tentara mereka. Ingat Hamas tanpa pernah lukai sipil Yahudi, sebagaimana Netanyahu lukai dan bunuhi warga sipil Gaza. Bahkan mata dunia semakin terbelalak tatkala dalam perang ''Ashfun Makkul'' ini Hamas berhasil membuat Yahudi rugi bukan kepalang, 5 Juta rakyat mereka terpaksa mengungsi. Ya..dalam perang 50 hari ini Yahudi Zionis benar-benar bak dedaunan yang rontok dari pepohonan terus dimakan ulat.

Perang kali ini murni kemenangan Hamas dan para pejuang Gaza tanpa bantuan dari negara lain, Hamas berjuang tanpa sokongan negara-negara Arab yang seharusnya membantu mereka sebagai saudara serumpun. Tapi apa yang hendak dikata, populasi orang Arab hanya bak jutaan buih di pantai yang lemah tak berdaya. Mesir di era Jendral Sisi adalah Mesir yang membantu Yahudi untuk bumi hanguskan Gaza dan para pejuang. Pahit memang, tapi beginilah fakta dan kenyataannya. Menjadi mediator diperundingan genjatan senjata jangka panjang antara Hamas dan Yahudi bukanlah sebuah peran, tapi satu hal yang wajar dan biasa kata DR Yasir Za'atirah (Pakar Politik Arab khususnya Politik Palestina) karena memang tidak ada negara lain yang lebih dekat dengan Palestina.

Sekali lagi #VictoryForGaza, mari teruslah berdoa agar Zat Yang Maha Agung segera karuniai kemerdekaan yang sempurna untuk Palestina. Dan ingatlah wahai Yahudi, kalau kalian berani macam-macam dengan kesepakatan kali ini, maka tunggulah akibatnya J kali ini karir politik Netanyahu yang akan segera sirna, kedepan, Negara buatan Inggris dkk yang bernama ''Israel'' yang akan hilang, fatarabbashuu (tunggulah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun