Ketika berumur 19 tahun, Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi (631-676 H/1233-1277 M) diantarkan oleh ayah beliau mondok di Madrasah Ar-Rawaahiyyah-Damaskus. Diantara peristiwa penting dan salah satu kenangan yang tak terlupakan bagi Imam An-Nawawi adalah tidak tidur sambil berbaring selama 2 tahun saat nyantri di Rawaahiyyah. Beliau mengatakan: "selama 2 tahun aku tidak pernah meletakkan lambungku di atas bumi". Beginilah diantara sekelumit perjuangan Imam Nawawi saat menuntut ilmu.
Bergadang atau bahkan tidak tidur sama sekali memang salah satu cerita indah para penuntut ilmu saat mereka berkhalwat dengan ilmu dan karya-karya agung para ulama. Bahkan salah satu syarat untuk sukses menuntut ilmu adalah tidak menghabiskan malam hanya untuk tidur saja, tapi muzakarah dan ibadah adalah 2 hal yang harus dilakukan oleh para penuntut Ilmu.
Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi (150-204 H/767-820 M) mengatakan: " Bi Qadril Kaddi Taksibul Ma'aali ... Wa Man Thalabal 'Ula Sahiral Layaali " (Seukuran letih dan kepayahan engkau akan mencapai ketinggian, barangsiapa yang ingin ketinggian dan kemuliaan maka harus bergadang malam).
Bahkan Imam Nawawi mengatakan: "setiap hari aku berguru dan belajar 12 pelajaran, 2 pelajaran dari kitab Al-Wasith, 1 pelajaran dari kitab Muhadzab, 1 pelajaran dari kitab Al-jam'u Bainas Shahihaini, 1 dari kitab Shahih Muslim, 1 pelajaran dari Kitab Al-Luma' karya Ibnu Jinni, 1 pelajaran dari kitab Ishlahul Mantiq karya Ibnu Sikkit, 1 pelajaran dari kitab sharaf, 2 pelajaran dalam ushul fikih (kitab Al-Luma' karya Abi Ishaq dan kitab Al-Muntakhab karya Fakhruddin Ar-Razi), 1 pelajaran dalam Rijal (para perawi Hadis), dan 1 pelajaran dalam ushuluddin (tauhid)".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H