Mohon tunggu...
Cepi Al Hakim
Cepi Al Hakim Mohon Tunggu... konsultant kehutanan n perkebunan sawit -

Nice guys...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Kutatap Wajah Istriku

29 Desember 2010   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:15 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kutatap wajah istriku, betapa aku sangat bersyukur kepada Allah, atas anugerah terbesar yang pernah aku terima. Seorang wanita yang tegar,namun keridhoan dan keikhlasannya menerima diriku sebagai suaminya, membuatku tidak berhenti bahkan tidak akan pernah berhenti bersyukur kepada Allah, atas "kado pernikahan paling indah yang diberikan kepadaku".

Ketika kutatap wajah istriku, betapa besar rasa maluku, karena masih banyak kekurangan pada diriku.

Dan sungguh banyak kelebihannya, yang mungkin aku tidak akan mampu menandinginya. Seorang wanita yang tegar dan tidak banyakmenuntut, kecuali tanggung jawabku sebagai suami, ayah dan imam keluarga. Dia wanita yang ikhlas menerima segala kelemahan dan kekuranganku, sebagai suami.

Ketika kutatap wajah istriku, betapa bangga dan bersemangatnya diriku,karena dukungannya terhadap perjuanganku untuk terus memperbaiki diri.  Aku memang bukan laki-laki yang sempurna dan dia juga bukan wanita yangsempurna, tetapi Allah telah memilihnya untuk menjadi pasangan hidupku dan juga ibu anak-anakku.

Semoga inilah yang terbaik menurut Sang Maha Penentu Takdir.  Ketika kutatap wajah istriku, di saat dia sedang lelap tertidur, tak terasa menetes air mataku, karena rasa syukur kepada Allah atas anugerah terbesar-Nya. Terlihat wajahnya yang kelelahan, karena harus melayani suami dan anak-anak. Tapi aku yakin, lewat keikhlasannya, dia akan menjadi wanita yang mampu terus berjuang di jalan Allah dengan menjadi istri dan ibu anak-anakku.

Kukecup keningnya, sambil keberdoa, Ya Allah, jadikanlah dia bidadari syurgaku, sehingga meringankan pertanggung jawabanku, saat menghadap-Mu di Hari Perhitungan kelak. Amin.

Dari suami yang masih banyak kekurangan.. .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun