Sering saya membaca artikel atau komentar bahwa pasangan Jokowi - Ahok tidak punya program kerja, visi dan misi. Jokowi - Ahok hanya menang di pencitraan dan pengusung isu SARA. Saya menjumpai statemen ini baik di media utama maupun di media kompasiana ini. Tentu saja statemen ini diberikan oleh orang-orang yang berseberangan atau berada di pihak lawan. Saya hanya ingin mengatakan bahwa statemen itu keliru kalau tidak mau dibilang G.O.B.L.O.X.
Program Jokowi - Ahok sangat jelas dan gamblang untuk memecahkan permasalahan Jakarta. Sebut saja salah satunya adalah mengatasi kemacetan dengan slogan 'move the people not car'. Bagi Jokowi memberi fasilitas parkir, membangun jalan layang hanya akan mengundang kendaraan berbondong-bondong ke suatu tempat (kota). Selain akan mengoptimalkan sarana angkutan umum yang nyaman dan tepat waktu juga busway di rute2 padat diganti dengan trainbus (bus yg bisa mengangkut lebih banyak) sehingga untuk naik busway tidak harus menunggu sampai bus yang kelima dan itupun masih berhimpitan pula. Membangun trotoar dan ruang hijau sehingga warga akan lebih senang berjalan kaki.
Selain itu juga akan membentuk apa yang disebut Jabodetabek Tranport Authority yang berkantor di satu atap sehingga memudahkan koordinasi. Yang juga tidak kalah penting adalah menata pemikiman sehingga daerah perkantoran berada di dalam jangkuan pemukiman bagi karyawan. tentu saja ini akan sangat membantu mengurangi kemacetan Jakarta.
Begitu juga masalah banjir. Selain revitalisasi gorong-gorong dan sungai juga kan dibangun situ2 di kantong banjir. Ketika ditanyain Jakarta gak punya tanah untuk situs, Jokowi menjawab dengan anggaran Jakartayang besar maka jakarta bisa membeli tanah warga untuk dijadikan situ dan kawasan hijau.
Kosep jamkesmas dengan Katu Jakarta Sehat  dan sekolah gratis dengan Kartu Jakarta Pintar. Dengan anggaran yang besar harusnya masalah ini sudah selesai. Begitu juga revitalisasi pasar tradisional sudah menjadi trade mark Jokowi. Dia betul2 paham masalah ini. Yang penting di sini adalah disiplin anggaran dan ketegasan pejabat untuk emmbela rakyat.
Konsep kerja, visi, misi,  Jokowi sangat gamblang dan mudah dipahami secara logika keculai bagi yang apriori akan bilang 'tidak semudah membalik telapak tangan'. Ungkapan 'tdk semudah membalik telapak tangan' adalah ungkapan dari orang2 yang pesimis dan pejabat yang gagal berlindung di baliknya.
Bagi Jokowi itu hal mudah dilakukan di Jakarta mengingat Jakarta mempunyai anggaran yang besar hanya saja saja selama ini tidak mempunyai konsistensi dan sistem yang tepat sehingga uang anggaran yang besar itu kelayapan ke mana-mana termasuk ke rekening pejabat kalao ke kantong pejabat mana cukup...............???
Jokowi adalah tipe pemimpin yang suka ke lapangan dan tidak mau berlama-lama di kantor. Karena menurut dia semua anggaran, proyek dan program harus dikawal, harus dikendalikan kalau nggak tidak akan mencapai sasaran untuk mesejahterahkan rakyat.
Para pendukung dan pemilih Jokowi adalah orang2 yang merindukan Jakarta sejajar dengan kota2 besar dunia lainnya. So kalau mau Jakarta berubah inilah saatnya. Jika yang satu sudah berbukti gagal, tidak mau mendengar, merasa paling ahli, egois, pemarah dan membuat jakarta berkumis (berantakan kumih dan miskin)Â untuk apa dipertahankan?
Kalo nggak menyesal tiada guna.
Salam