Badai yang bernama Zheng Jie ini memang melanda Austarlia tahun ini. Pemain Cina yang berpostur cuma '165 cm' melumat lawan-lawannya di gelaran Grand Slam Austarlia Open dan mencapai babak quarter final tahun ini. Kiprah sang badai imut ini diawali dengan menghempaskan petenis sesama China Shuai Peng di babak pertama. Meski di set awal kalah dengan skor 0-6 tetapi doi ini bisa bangkit dan membalikkan fakta dengan memenangi dua set berikutnya dengan skor mencolok 6-1,6-2. Badai kemudian melanda Spanyol dan yang menjadi korbannya adalah Mary Jose Martinez Sanches. Lagi - lagi dia kalah di set pembuka dengan skor 2-6 kemudian mengambil alih dua set berikutnya dengan skor 6-2, 6-3. Perjalanan badai berlanjut menuju ke Perancis dan melululantakkan petenis Marion Bartoli di babak ketiga dengan skor 5-7, 6-3, 6-0. Bartoli adalah pemain yang servicenya lucu dan nggak enak ditonton ini unggulan ke-11. Ibu satu anak ini juga pernah menjadi runner up di turnamen sekelas Grand Slam yaitu Wimbledon. Badai Zheng Jie kemudian berhembus ke wilayah Ukrania. Korban di babak ke-4 kali ini adalah Alona Bondarenko unggulan ke-31. Di babak ini sang badai tidak kehilangan set. Dia menekuk lawannya dengan skor 7-6 dan 6-3. Babak berikutnya Zheng Jie akan menjelajahi daratan Rusia setelah Maria Kirilenko melenggang ke quarterfinal setelah Safina mengundurkan diri karena cedera. Jika menang melawan si Imut ini sang badai akan tetap berada di Rusia atau menyeberang ke Belgia. Di babak ini akan mencoba ketangguhan Justine Henin atau Nadia Petrova. Zheng Jie memulai debutnya di tennis pro sejak 2003 dan mengantongi hadiah total lebih dari 5 juta dollar. Raihan prestasi tertinggi di ajang Grand Slam dari pemain yang mengoleksi 3 tropi single dan beberapa tropi dobel ini adalah semifinalis Wimbledon 2008. Pemain China lainnya yang masih bertahan adalah Na Li. Na Li harus memainkan babak ke-4 melawan caroline Wozniacki. Hanya satu kemungkinan bertemunya Duo China di ajang Aussie Open ini yaitu di final. Semua maklum jalan ke sana terlalu terjal untuk dilalui keduanya. Apapaun boleh terjadi di lapangan tetapi memimpikan pertemuan mereka di final adalah fatamorgana. Mari kita tunggu kiprah pemain yang membanggakan benua Asia ini selanjutnya. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H