Mohon tunggu...
Abu Bakar Fahmi
Abu Bakar Fahmi Mohon Tunggu... -

writer, on being a social psychologist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mencerna Situs Jejaring Sosial

27 April 2011   05:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13038814931119268640

Situs jejaring sosial adalah dunia sosial yang baru dimana kita

baru mulai berupaya memahaminya.

W. Keith Campbell, Universitas Georgia

§Mengapa kita tidak bisa terus menerus memanipulasi identitas kita di situs jejaring sosial?

§Apa yang membuat orang lain tertarik dengan (profil Facebook) kita?

§Alih-alih mengganggu produktivitas, bagaimana agar bekerja bisa seperti bermain Facebook?

§Sebagai orang tua, cara pengasuhan seperti apa yang bisa mengurangi kemungkinan dampak negatif pada anak remaja karena menggunakan situs jejaring sosial?

§Apa benar, menggunakan situs jejaring sosial bisa menurunkan prestasi belajar?

[caption id="attachment_104550" align="aligncenter" width="300" caption="Bagaimana Situs Jejaring Sosial Membantu Memahami Diri Sendiri dan Orang Lain"][/caption]

Situs jejaring sosial merupakan fenomena baru yang menyertai kehidupan kita sehari-hari. Fenomena baru ini terus menggeliat, berada dalam pusaran arus utama kehidupan kita, bahkan menjadi kebutuhan hidup. Pada saat yang bersamaan, situs jejaring sosial telah menyedot waktu dan energi kita, terutama oleh dampak negatif yang ditimbulkannya, sementara kita masih baru berupaya untuk memahaminya.

Sebagai fenomena baru, kita perlu mencerna lebih dalam perihal situs jejaring sosial. Buku ini mengupas berbagai peristiwa, mungkin juga kisah, tentang pengguna situs jejaring sosial. Melalui berbagai hasil penelitian tentang situs jejaring sosial, kita jadi tahu bahwa penggunaan situs jejaring sosial berhubungan dengan hakekat manusia untuk saling terhubung. Situs jejaring sosial juga menyingkap berbagai makna yang membantu kita memahami diri sendiri dan orang lain—inilah esensi langgengnya suatu keterhubungan di antara sesama manusia.[]

NB. Dua tulisan dari buku tersebut dapat dibaca di http://www. kompasiana.com/abubakarfahmi

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun