Mohon tunggu...
Abu Bakar Fahmi
Abu Bakar Fahmi Mohon Tunggu... -

writer, on being a social psychologist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Apakah Menggunakan Facebook atau Twitter Bisa Menurunkan Prestasi Belajar?

12 Mei 2011   10:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:48 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau Anda seorang pelajar atau mahasiswa, Anda perlu berhati-hati terhadap waktu yang Anda habiskan di Facebook, Twitter, maupun situs jejaring sosial lainnya. Karena, waktu-waktu tersebut bisa menghabiskan jatah waktu belajar Anda. Kalau Anda orangtua yang punya anak usia sekolah, hasil penelitian berikut ini bisa menjadi perhatian bersama bahwa Facebook, Twitter, maupun situs jejaring sosial lainnya punya pengaruh dalam kehidupan anak-anak Anda. Aryn Karpinski, mahasiswa doktor di jurusan pendidikan Ohio State University, ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara mahasiswa pengguna Facebook dengan mahasiswa yang tidak menggunakan Facebook. Ia juga ingin mengetahui apakah ada perbedaan banyaknya waktu yang digunakan untuk belajar pada dua kelompok tersebut. Karpinski melakukan penelitian pada mahasiswa di Ohio State University pada tingkat sarjana dan pascasarjana. Ia memberikan kuesioner kepada mahasiswa seputar tingkat belajar dan aktivitas internet terutama kebiasaan mereka dalam menggunakan Facebook. Ia mendapati, mahasiswa yang menggunakan Facebook secara signifikan memiliki Indeks Prestasi (IP) lebih rendah dibandingkan yang tidak menggunakan Facebook. Juga, mahasiswa yang menggunakan Facebook menghabiskan lebih sedikit waktu belajar dibandingkan mahasiswa yang tidak menggunakan Facebook. “Penelitian kami menunjukkan, mahasiswa yang sering menggunakan Facebook, waktunya jadi berkurang untuk belajar,” katanya. Namun, penelitian Karpinski bukan ingin menunjukkan hubungan sebab akibat. Dengan kata lain, penelitiannya tidak hendak menunjukkan bahwa menggunakan Facebook mengakibatkan mahasiswa mendapat IP yang rendah. Atau sebaliknya, tidak menggunakan Facebook bisa membuat mahasiswa mendapat IP yang tinggi. Juga, bukan berarti menggunakan Facebook mengakibatkan mahasiswa semakin berkurang waktunya dalam belajar. “Kami tidak bisa mengatakan bahwa menggunakan Facebook bisa membuat seseorang mendapat IP rendah dan lebih sedikit belajar. Tapi, kami menemukan adanya hubungan satu sama lain,” kata Karpinski. “Mungkin ada faktor lain yang terlibat, seperti kepribadiannya, yang menghubungkan antara penggunaan Facebook dengan nilai yang rendah” kata Karpinski. “Itu artinya bahwa jika bukan pada Facebook, mahasiswa masih akan bisa menemukan cara lain untuk menghindari belajar dan akan membuat nilainya rendah. Tapi, mungkin IP yang rendah bisa karena mahasiswa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bersosialisasi secara online.” Karpinski ingin mengetahui lebih lanjut tentang isu yang sama. Kali ini ia berkolaborasi dengan Paul A. Kirschner, profesor dari Universitas Terbuka Belanda. Mereka meneliti 219 mahasiswa di sebuah universitas di Amerika Serikat. Dari 219 mahasiswa tersebut, 102 mahasiswa sarjana dan 117 mahasiswa pascasarjana dengan rata-rata usia masing-masing 22 tahun dan 30 tahun. Kesimpulan dari penelitian ini semakin menguatkan penelitian Karpinski sebelumnya. Dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak menggunakan Facebook, mahasiswa pengguna Facebook memiliki IP yang lebih rendah dan menghabiskan waktu lebih sedikit untuk belajar. Pada penelitian ini, mahasiswa pengguna Facebook memiliki IP rata-rata 3,06 sedangkan mahasiswa yang tidak menggunakan Facebook memiliki IP rata-rata 3,82. Dalam waktu belajar, mahasiswa pengguna Facebook menghabiskan waktu belajar antara 1 sampai 5 jam per minggu sedangkan mahasiswa yang tidak menggunakan Facebook menghabiskan waktu belajar antara 11 sampai 15 jam per minggu. “Masalahnya, kebanyakan orang yang memiliki akun Facebook atau situs jejaring sosial lainnya membiarkan email atau layanan pesan singkatnya terbuka sementara mereka mengerjakan hal lain,” kata Kirschner. “Penelitian kami, dan penelitian lain sebelumnya, menyimpulkan bahwa tidak benar jika terus menerus gonta-ganti kegiatan di komputer akan membuat semua pekerjaan lebih cepat selesai. Kenyataannya, justru waktu yang dibutuhkan lebih lama selain makin banyak kekeliruan yang dibuat.”[] [caption id="attachment_107612" align="aligncenter" width="300" caption="buku "][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun