Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Romadhoni Al Faruq
Muhammad Yusuf Romadhoni Al Faruq Mohon Tunggu... -

saya seorang ahlussunnah, pencinta hadits, seorang developer web, linux mania, blogger.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berkreasi ataukah "Re-kreasi"

20 Desember 2011   02:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:01 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya band-band semacam boyband dan girlband di Indonesia mungkin merupakan gebrakan baru di dunia musik Indonesia. Betapa tidak, semenjak virus K-Pop masuk ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka para ABG dan allay-ers benar-benar banting trend. Mulai dari gaya rambut, gaya busana, dan juga gaya-gaya yang lain. Mungkin diawali dari boyband semacam SM*SH yang notabenenya dituduh menjiplak salah satu boyband dari negeri Gingseng tersebut, akhirnya virus K-pop ini pun semakin merajalela.

Dunia musik Indonesia pun sedikit berubah. Kalau sebelumnya mungkin band-band yang memainkan alat musik dengan seorang vokalis yang menyanyikan lagu-lagu semi pop melayu, maka sekarang adalah sekumpulan anak muda baik cewek ataupun cowok yang menari-nari di atas panggung dengan gaya-gaya tertentu dan energik, sambil bernyanyi dengan gaya vokal mereka masing-masing. Banyak yang suka, namun banyak juga yang mencela. Salah satu celaan ini adalah karena ternyata tak semua girlband dan boyband tersebut menyanyi natural, tapi ketika pentas mereka malah lipsync. Setidaknya itulah yang bisa saya lihat ketika melihat mereka di panggung.

Saya tak menyebut siapa kelompoknya. Karena yang saya bahas adalah berkreasi ataukah re-kreasi. Berkreasi artinya seseorang memainkan atau membuat peran baru, membuat trend baru. Hal ini harus diakui banyak para seniman di Indonesia yang melakukannya, namun hal itu ternyata tidaklah cukup terlebih lagi kelompok-kelompok boy/girl-band tersebut malah re-kreasi yaitu hanya pura-punya memunculkan mimik mereka seolah-olah menyanyi tapi ternyata mereka hanyalah lipsync.

Terus terang saya masih sangat salut dengan grup-grup boy/girl-band korea yang mana mereka hampir tidak pernah lipsync. Saya katakan hampir, karena ada beberapa yang masih lipsync, tapi tidak semuanya. Contoh yang tidak pernah lipsync di setiap show seperti SUJU ataupun SNSD, peforma mereka selain memberikan kejutan-kejutan di setiap show, tidak pernah satupun show mereka diisi dengan lipsync. Terlihat bagaimana ketika teriakan penonton menenggelamkan suara mereka ketika show di Singapura atau ketika anda menonton acara Music Bank di tv kabel.

Serius saya menasehati kepada mereka yang melakukan re-kreasi, lebih baik anda berkreasi. Dengan lipsync, anda berarti telah mematikan seni yang ada pada diri Anda. Sebuah boy/girl-band bukanlah sebuah grup yang hanya menampilkan gerakan tarian saja. Kalau memang hanya menampilkan tarian, mendingan jadi dance-group. Itu lebih bagus dan lebih baik. Mendingan Anda memakai nama Boy/girl Dance Group daripada harus memakai nama Band. Latihan vokal dan olahraga itu bisa membantu anda agar terjaga suaranya dan kuat nafasnya ketika pentas di atas panggung. Jadi kami tidak sekedar mendengarkan hasil suara rekaman anda tapi juga mendegar apakah anda sudah pantas berada di sebuah panggung yang ditonton oleh jutaan orang.

Terakhir saya, "Lipsync mematikan nilai seni"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun