Keputusan Sulit Prabu Salya (2)
Diceritakan kembali dari: Komik "Mahabharata" karya R.A. Kosasih
Episode sebelumnya:
http://sosbud.kompasiana.com/2012/12/02/mahabharata-keputusan-sulit-prabu-salya-1-513589.html?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kanawp
Setelah menyimak cerita anaknya, Resi Bagaspati pun bertanya kepada Pujawati.
“Anakku, aku ingin bertanya padamu dan kau harus menjawab dengan jujur.
Siapakah yang lebih kau cintai, aku ayahmu atau suamimu?”
Mendapat pertanyaan ini tentu saja Pujawati kaget dan bingung. Alih-alih mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, ia kini malah harus menjawab pertanyaan yang tak pernah sekalipun terlintas dalam benaknya. Lama ia berfikir, namun akhirnya iapun mencoba menjawab dengan hati-hati.
“Ayah, aku sangat mencintai Ayah dan juga Kanda Narasoma. Hidupku terasa lengkap dan bahagia bersama kalian berdua. Seandainya Ayah tiada, maka niscaya remuklah hati hamba. Dan seandainya Kanda Narasoma tiada, maka kiranya hamba tak kuasa lagi hidup di dunia.”
Mendengar jawaban anaknya Bagaspati pun berkata,
“Anakku Pujawati, sungguh engkau wanita yang berbudi. Aku bangga mendapat jawaban seperti itu darimu. Memang sudah sepatutnya demikianlah jawaban dari seorang istri yang berbakti dan mencintai suaminya. Sekarang, coba kau panggil suamimu Narasoma. “
Pujawati pun memanggil suaminya dan tak lama kemudian mereka berdua menghadap Resi Bagaspati.
Kemudian sang resi berkata pada menantunya Narasoma,
“Anakku Narasoma, aku telah mendengar cerita Pujawati tentang pembicaraannya denganmu dan aku sepenuhnya memahami arti perumpamaan yang kau sebutkan itu.” Sejenak Bagaspati terdiam, dan Narasoma pun merasa tak enak serta khawatir mertuanya akan memarahinya.