Mohon tunggu...
Bryan
Bryan Mohon Tunggu... Freelancer - Lelaki

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sedotan Plastik, Aman atau Bahaya?

31 Agustus 2019   22:56 Diperbarui: 31 Agustus 2019   23:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bumi, yang dulunya sebuah planet yang berkembang, sekarang pelan-pelan sekarat. Di lautan luas yang penuh dengan makhluk laut, sampah-sampah telah merenggut nyawa-nyawa hewan ini dengan menghancurkan habitat mereka.

Sebagai salah satu ciptaan Tuhan, saya sangat sedih melihat sesama ciptaannya mati. Salah satu sampah yang berupa berbahaya adalah sedotan plastik. Mungkin Anda berpikir bahwa sedotan plastik itu tidak berbahaya, tetapi justru pembuangan benda tersebut adalah salah satu faktor terbesar yang berkontribusi ke pencemaran air. 

Karena plastik dirancang untuk bertahan selama-lamanya, benda tersebut tidak dapat dilarutkan secara alami. Makanya, ketika sedotan plastik dibuang ke tempat sampah, mereka dibawa ke tempat pengolahan sampah untuk disortir bersama dengan sampah lain.

Menurut Sam Athey, seorang peneliti polusi plastik, sedotan plastik itu dianggap sebagai sampah yang kecil dan ringan sehingga sampah tersebut bisa menghilang dalam proses sortir atau langsung berakhir ke laut. 

Ketika sedotan plastik yang telah berakhir ke laut terkena sinar matahari, bahan kimia yang beracun dari sedotan tersebut terlepas ke laut. Komposisi yang digunakan untuk membuat sedotan plastik adalah sebagian besar minyak yang berasal dari bumi dalam bentuk kimia seperti polipropilen dan bisfenol A (BPA).

Pelepasan kimia tersebut adalah salah satu penyebab utama yang dapat mengakibatkan keracunan binatang dan polusi air.


Kalau Anda nonton video Youtube di atas, Anda bisa lihat bahwa sebatang sedotan plastik terjebak di dalam hidung penyu. Rekaman ini membuktikan bahwa sedotan plastik dapat mengancam nyawa makhluk laut dengan cara yang tak terbayangkan.

Menurut sebuah artikel dari Viva, warga negara Indonesia menggunakan sebanyak 93 juta sedotan plastik setiap hari. Kalau jumlah tersebut digulurkan, jarak yang dicakup setara dengan jarak antara Jakarta dan kota Meksiko, yaitu 16784 km. Dengan jumlah penggunaan sedotan sehari-hari di Indonesia dalam rangka seminggu, jarak yang bisa ditempuh setara dengan mengelilingi bumi 3 kali. 

Karena bahaya sedotan plastik diremehkan, makhluk-makhluk laut menderita sementara kita menikmati minuman kita yang menggunakan sedotan plastik. Jadi, apakah menggunakan sesuatu yang kita hanya gunakan untuk sementara sepadan kalau benda tersebut merusak lingkungan dalam jangka panjang? Jawabannya hanya ada satu, yaitu TIDAK!

Apa yang Anda dapat Lakukan untuk Mengurangi Penggunaan Sedotan Plastik?

1. Ketika Anda makan di sebuah restoran, Anda bisa bilang ke pelayannya bahwa dia tidak perlu membawakan sedotan barengan minuman Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun