[caption id="attachment_332157" align="aligncenter" width="454" caption="doc. Abros"][/caption]
Semua orang juga pasti tau bahwa menghormati orang tua itu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak, namun bisakah melakukannya, itu yang harus di perjuangkan dengan segala upaya. Karena semakin hari semakin banyak orang tua yang tidak pandai "kalau tidak mau disebut orang tua bodoh", gimana ngak sekarang ini banyak hal yang menjadi kendala untuk menjalankan kewajiban tersebut.
Bukan hanya kebersamaan dalam waktu yang terlalu panjang menjadi satu kendala besar untuk menghormati mereka, karena dengan demikian akan terjadi berbagai interaksi, jika memang hubungan terjalin dengan baik sejak awal mungkin kebersamaan itu akan menambah keakraban saja, namun hubungan yang tidak terlalu baik malah akan menimbulkan percetakan dosa setiap saat. Belum lagi karena tinggal bersama maka kebiasaan buruk dan baik akan saling mengetahui, sehingga kadang kala kita sebagai anak atau orang tua akan sering bersikap atau berkata tanpa memperhatikan perasaan anak atau orang tuanya.
Cuma ada 3 kemungkinan orang bisa menghormati orang tuanya:
- Tinggal jauh dari orang tua, karena jarang bertemu sehingga waktu bersama akan lebih mengarah kepada pelepas rindu.
- Takut dosa, banyak juga orang melakukan sesuatu cuma karena takut dosa, bukannya saya mau bilang itu tidak baik, tapi perlu di perhatikan motivasi melakukan sesuatu juga perlu diperhatikan.
- Kepandaian, jika pada dua belah pihak ada kepandaian diantaranya semua akan berjalan baik, tidak perduli si anak atau orang tua yang pandai yang jelasnya unsur itu harus ada.
Tetapi sulitnya untuk konsisten melakukannya, misalnya pada waktu tertentu kita akan berlaku sopan dan baik kepada orang tua dan di waktu lain melakukan atau mengucapkan hal yang menyakiti perasaan mereka. Pertanyaannya saat kematian tiba, adakah pertimbangan ketidak stabillan kondisi pribadi seseorang terhadap kewajiban yang satu ini.
Hal ini menjadi bahan pemikiran karena beberapa menit lalu saya menerima telepon dari mama, dan dia menanyakan mengenai jadwal misa, jelas aja karena minggu lalu dia ngak ke gereja pastinya dengan alasan ajaib yang malas untuk dicari tahu. Intinya dalam percakapan itu saya menanggapi dengan nada yang sangat ketus dan jawaban jahat tepatnya, alasannya karena mereka "orang tua saya" pergi ke gereja kalau ngak ada kegiatan lain aja "kalau ngak ada arisan, tamu, atau hal lainnya", saya jengkel dengan kebiasaan itu, dan saat percakapan lewat telepon tadi tiba-tiba saya menjadi sangat kesal dengan kelakuan mereka.
Beberapa menit setelah percakapan usai, saya menyesal bukan karena takut dosa sebenarnya, tapi lebih kepada dia sedih ngak yaaa? dia ngeh ngak ya saya kesel? sakit hati ngak yaaaa? yang pada akhirnya saya kasihan, dan saya kembali berpikir kembali mengenai kewajiban menghormati orang tua, Tuhan tidak mensyaratkan orang tua untuk di hormati, yang jelasnya orang tua harus dihormati, jadi adakah alasan untuk tidak menghormati orang tua karena mereka miskin, atau mereka bodoh, atau mereka jahat, atau mereka hidup tidak baik? Tidak ada MEREKA HARUS DIHORMATI TITIK. Walaupun hal ini sulit untuk dijalani terlebih tingkat kepandaian yang saya miliki, semoga semuanya ini berproses pada hal yang lebih baik, semoga tidak tertinggal jauh, dan semoga mampu ngungkapkan kata maaf ma.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H