Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan masalah kesehatan serius di kalangan remaja, terutama di Indonesia. Masa remaja, yang ditandai oleh perubahan hormonal dan ketertarikan seksual, membuat remaja rentan terhadap perilaku berisiko seperti hubungan seksual tidak aman dan penyalahgunaan narkoba.
Prevalensi IMS, termasuk HIV/AIDS dan sifilis, terus meningkat di kelompok usia 15-24 tahun. Data menunjukkan bahwa sekitar 15% dari kasus IMS baru melibatkan remaja. Faktor risiko utama adalah kurangnya pengetahuan tentang seksualitas dan akses terbatas ke layanan kesehatan.
Upaya pencegahan yang efektif meliputi edukasi kesehatan reproduksi, penggunaan kondom, dan konseling untuk meningkatkan kesadaran. Masyarakat perlu berperan aktif dalam mendukung program pencegahan agar remaja terhindar dari IMS dan dampak jangka panjangnya. Mengatasi stigma yang dihadapi remaja dengan infeksi menular seksual (IMS) memerlukan pendekatan yang komprehensif:
Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan pemahaman tentang IMS melalui program edukasi yang menyebarkan informasi akurat untuk menghilangkan mitos dan ketakutan yang tidak beralasan. Komunikasi Non-Diskriminatif: Menggunakan bahasa yang sensitif dan tidak diskriminatif saat berbicara tentang IMS untuk menghindari penguatan stereotip negatif. Dukungan Sosial: Membangun sistem dukungan yang empatik, di mana remaja merasa aman untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan bantuan tanpa takut dihakimi. Kampanye Kesadaran: Melaksanakan kampanye yang menyoroti kisah positif dan dukungan bagi mereka yang terinfeksi untuk mengubah persepsi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H