Mohon tunggu...
Muhamad Abrar Ghifari
Muhamad Abrar Ghifari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembelajar

Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemana Rindu Ini Harus Dibawa?

16 Desember 2021   15:37 Diperbarui: 16 Desember 2021   15:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Gausa sedih, emang setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan" ah kata kata klasik, rasa-rasanya kalimat itu hanya sekedar pemanis belaka, kalimat yang dikeluarkan hanya untuk menenangkan hati yang sebenarnya sudah sangat terluka. Lagipula kenapa sih, setiap kita ketemu sama orang, entah itu sahabat yang udah kita kenal lama, atau mungkin orang-orang yang baru kita kenal saat momen-momen tertentu, pasti ujungnya harus berakhir dengan kata selamat tinggal, emang gabisa ya, kita ketemu terus, ngobrol-ngobrol sambil bercanda, pokonya ngejalanin momen seru tanpa harus diakhiri dengan perpisahan.

Didalam tulisan kali ini, kita bakalan coba buat ngebahas lebih lanjut, ngobrolin lagi sambil memahami lebih jauh bagaimana cara untuk (yang disini gw kasi nama) "manajemen rindu" ceilah

Tapi beneran, soal pertemuan-perpisahan ini adalah sebuah hal yang sering banget gw denger, entah itu keluhan-keluhan atau mungkin sekedar obrolan ringan, yang intinya tuh sama. Iya, sama sama kangen dia yang ada nun jauh disana. Dalam hal ini, semua bentuk relationship berlaku, mau itu orangtua, temen, sahabat bahkan pacar sekalipun. Karena memang pada hakikatnya, perasaan rindu, kangen itu baru terbentuk setelah melewati proses interaksi yang intens, melewati momen-momen indah yang tidak terlupakan dan dalam kondisi tertentu, terjadi dalam waktu yang lama. Contoh sederhananya, terlibat dalam kepanitiaan acara-acara, atau mungkin pernah bareng-bareng ikut didalam kepengurusan organisasi dan berbagai perkumpulan lainnya, pokonya sering interaksi bareng deh. Dari obrolan-obrolan ringan, mulai sering ngobrol bareng, berlanjut ke pembahasan yang lebih susah (cari topiknya makin bervariasi biasanya), lama kelamaan akhirnya makin betah. Tapi sayang, obrolan-obrolan dan canda tawa itu harus berakhir, mengingat acaranya, atau organisasi dan agendanya yang sedang dijalani sudah selesai, mau tidak mau, suka atau tidak, terpaksa dengan berat hati, ucapan perpisahan harus dilantunkan.

Momen perpisahan inilah yang pada akhirnya harus kita temui, setelah begitu banyak kenangan indah yang dilalui, tibalah juga hari yang paling dibenci oleh semua orang, hari dimana kita semua akhirnya harus kembali melanjutkan perjalanan hidup, perjalanan panjang yang kali ini akan terasa berbeda. Sejujurnya, hati kecil ini sudah memohon-mohon agar perpisahan ini tidak usah terjadi,  tapi apa daya, hidup harus terus berlanjut, perjalanan masih jauh dari kata selesai. Rasanya waktu berjalan lebih lambat saat kita merindukan orang yang kita cintai, ketika kita merindukan seseorang, ada perasaan yang tidak bisa tergambarkan, semuanya campur aduk.

Ternyata benar, rindu dan luka itu berbeda, luka bisa sembuh, sedangkan rindu makin dibiarkan malah makin kambuh

Lantas bagaimana seharusnya kita menyikapinya? Sejatinya, perasaan rindu itu manusiawi, lagipula siapa sih yang gapernah ngerasain kangen sama orangtua, temen, sahabat atau bahkan pacarnya. Terkadang perasaan rindu itu makin menjadi-jadi, memang hakikatnya obat rindu ialah temu, tapi tidak setiap saat kita bisa bertemu kan? Atau malah orang yang kita kangenin itu sudah tidak ada didunia ini. Trus gimana kita bisa menyampaikannya? Menyampaikan salam rindu untuk dia yang ada nun jauh disana, menitipkan pesan dan harapan semoga dia selalu dalam keadaan baik. Sebenernya ada satu cara yang bisa kita lakukan, sebagai orang yang beragama, ada satu hal yang terlihat kecil, namun sebenarnya berdampak besar, dia adalah Do'a. Sebuah ucapan, sebuah harapan kepada yang maha kuasa untuk orang-orang tersayang. Percaya atau tidak, do'a-do'a yang kita lantunkan dengan tulus kepada orang yang kita cintai, baik itu yang masih ada di dunia ini ataupun sudah pergi mendahului kita pasti akan tersampaikan. Khusus untuk mereka yang masih ada didunia ini, sekaligus selipkan harapan dalam do'amu, semoga dilain kesempatan kita masih bisa bertemu lagi.

Memang seharusnya rindu itu disikapi dengan bijak, semuanya tergantung bagaimana cara kita mengelola hati kita yang mudah rapuh ini. Seperti kata pepatah orang-orang terdahulu "Aku tidak akan bersedih karena perpisahan ini terjadi, justru aku sangat bersyukur karena momen indah ini telah aku lewati bersama orang-orang yang aku cintai"

toh jarak itu hanya sebatas angka, karena jika cinta semua angka berubah menjadi nol

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun