Ini adalah postingan dari blog saya (bramoblog.blogspot.com), selamat membaca :) silakan di coment kalo ada yg dikomen^^ Gerimis menemani malam ini, suasana dingin pun dirasakan oleh Leo,(yaiyalah dingin gak mungkin panas kan? ). Malam ini Leo baru saja pulang dari belajar kelompoknya di rumah si Made .Sambil mengendarai Scuternya ,Leo terus menelusuri jalan mencari warung makan, kenapa kok terus menelusuri jalan? Apakah di pinggiran jalan tak ada warung yang buka?? Waduhhh, dipinggir jalan yang Leo telusuri malah banyak aneka warung makan, trus kenapa? Alasannya simpel aja, ternyata Leo mau cari tuh warung makan yang ramah dengan kantong karna duitnya tinggal selembar 10 ribuan hiihi :D “Coba aja dompet gue gak pake acara tertinggal di kamar,pasti bisa asal makan aja nih”,kesal Leo sambil terus ngegas scuternya. Waktu sudah menunjuk waktu 9 malam , cacing dalam perut sudah pada demo melebihi keanarkisan mahasiswa (*ini terlaluberlebihan ). Malam-malam dingin begini,disertai rintik hujan paling enak makan yang anget-anget, asal jangan makan bara anget ataupun knalpot anget,hahah. Leo menghentikan scuternya pas di depan warung tenda murah meriah sampai muntah,#lhoo? Whateverlah yang jelas Leo mau mengatasi cacing yang sedang demo di perutnya. “Akhirnya,masih ada yang buka.”,pikir Leo sedikit lega “Nasi goreng satu mas,”,pesan Leo sambil duduk Lelaki yang sedang duduk dilanda kantuk pun merespon. “dibungkus atau makan sini mas” bales si penjual “Maunya?” goda Leo “Dibungkus aja ya cin..” jawab si penjual tiba-tiba dengan gaya mangkalnya -___-“ Leo diem sesaat mendengar kata cin, maklum telinga Leo sedikit sensitiv,hiihii, “Cin? Mas gak homo kan?, sontak Leo kaget “Gak mas, eike normal kok, eh maksudnya saya normal kok”jawab lelaki itu dengan gayanya sedikit melambai. Sebenarnya Leo geli melihat tingkah dan logat si mas penjual, tapi yasudahlah yang penting tu orang nyiapin pesenan si Leo.Cacing di perut makin anarkis minta makan. “Dibungkus atau makan sini?” tanya si mas penjual sekali lagi,”Dibungkus aja ya mas,plissssss,ya ya ya” “Kenapa sih mas?Mas galau ya?” sewot Leo “Emang kenapa kalo makan disini? “gpp sih,saya cuman lagi males nyuci piring lagian saya sudah mau tutup , gak lihat jam po mas?” “Gak kasian apa mas sama saya? “ “Dibungkus aja ya mas,plissss” Leo makin bingung dengan tingkah aneh si penjual yang satu ini,dia merasa seperti si abangadalah seorang cewek yang sedang memohom-mohon buat dia terima jadi pacarnya.What the hell!! “Ni orang niat jualan gak sih”,kesal si Leo dalam hati. “Apa jangan-janganni mas benar-benar mau mangkal ya” geli Leo sambil nglihat jam yang semakinlama semakin larut malam. “Yaudah deh mas dibungkus aja, satu”,ujar Leo akhirnya. Sambil sedikit kesal “Mau yangspesial atau yang biasa?” tanya si mas penjual lagi.? “Suka-suka mas aja deh, saya pasrah aja” “emang bedanya apa?”, tanya Leo sambil kesal “beda dong,kalo spesial 10 ribu kalo biasa 7 ribu” jelas si penjual. “brrr,yaudahdeh mas yang murah aja gak pake lama” “oke “ “Eh mas ,” “Kenapa lagi sih mas, udah deh saya udah capek di ajak ngomong, saya LAPAR ” geram Leo “gak jadi deh mas.hihih” tawa kecil dari si mas penjual sambil terus menyiapkan pesanan si Leo. Leo hanya bisa garuk-garuk kepala sambil keluar penyesalan kenapa juga dia berhenti diwarung seperti ini dan bertemu penjual yang rada gila plus Lekong, rasanya pengenmukuli boneka kelinci kayak neneh di serial kartun Shinchan. Selagi Nasi goreng masih dibikin, sambil menunggu ya seperti kebiasaan anak muda zaman sekarang kalo mengisi kebosanan dengan cara ngupdate status via FB ataupunTwitter, maklum Leo juga termasuk anak gaholll.hiihi. Leo juga memandang sekitarnya, tapi matanya tiba-tiba tertuju pada sesosok lelaki tua paruh baya dekat emperan warung itu dan disampingnya ada seorang anak kecil yang sedang menyandarkan kepalanya disamping bahu lelaki tua itu sambil melipat tangannya karena kedinginan beralas kardus dan berselimut sarung yang menurut Leo sarung yang tak layak dikenakan. Ya suasana malam itu jelas dingin ditambah lagi rintik-rintik hujan.Leo pun merasakan hal yang sama . Pemandangan yang selalu sering terlihat di setiap kota, baik di kota besar ataupun kota kecil, pemandangan orang-orang pinggiran yang mungkin sering terlupakan oleh sebagian orang. Pemandangan itu mengingatkan Leo akan wejangan mamanya.
“Betapa indahnya hidup kita jalani tiada waktu terlewat tanpa bahagia”“Coba kamu lihat keluar Le,apakah semua orang merasa bahagia?”
Leo terus memperhatikan kedua sosok itu,raut muka yang menunjukkan kesusahan menandakan hidup yang penuh dengan penderitaan dan hidup yang selalu tergantung belas kasihan orang lain. Mereka mungkin hanya bisa berdoa dan menadahkan tangan berharap ada yang berbelas kasihan memberikan sedikit apa yang di punyai oleh orang-orang yang berlalu lalang di depannya. Meski terkadang banyak orang yang tak menghiraukannya. Ya mereka serasa orang-orang yang terbuang dan terkucilkanyang hidup di tengah kejammya dunia. Leo merenung sejenak, ya mungkin Leojuga termasuk orang yang melupakan mereka melupakan keberadaan mereka beda dengan sang ibu yang terus memberi wejangan apa arti berbagi kepada sesama. “mas, ini nasi gorengnya” si penjual menyodorkan pesanan Leo “oh ya mas, trimakasihhh” Leo sambil menyodorkan uang 10 ribuan satu-satunya yang dimiliki. “wahh mass, kembaliannya gk ada, uangsaya sudah saya tukar “ “duhh mas ini gimana sih” kesal Leo “sama minum aja ya mas” tawar sipenjual “Yaudah deh teh hangatnya minum sini2 gelas mas ” pesan Leo ”pas kan?” “kok 2 gelas mas?” “iya pas mas”heran si penjual “suka suka saya dong mas, kan saya pembelinya” sewot Leo. “ohh iya deh mas.....” Malam semakin larut dan gerimis hujan pun sudah mulai berhenti tapi tetap saja dinginnya malam terus menusuk tulangLeo. “Ini mas teh hangatnya......” “ohh ya mas makasiihhh” Leo mengambil 2 gelas teh hangat itu dan keluar menuju dua sosok yang dari tadi ia perhatikan, ya ia menuju si lelaki paruh baya dan anak nya itu. “Eh masss, mau dibawa kemana tu tehnya..” lelaki itu curiga “gak dibawa kemana-mana kok mas tenang saja ntar juga saya kembalikan” senyum Leo. Lelaki paruh baya itu menatap heran saat Leo membungkukkan badannya dan menyodorkan dua gelas teh hangat dansebungkus nasi gorengnya. “dimakan ya pak, diminum yadek””mumpung masih hangat, bapak dan adek pasti lapar” ramah Leo Lelaki paruh baya itu hanya bisa menatap heran tak percaya, menatap dengan rasa penuh terima kasih. Namaun Leo hanya bisa tersenyum sambil beranjakdari situ. “oh ya pak, ntar jangan lupa kalo sudah selesai gelasnya tolong dikembalikan ke penjualnya ya “ pesan Leo sambil tersenyum “trimakasih ya nak trimakasih banyak”seru si Lelaki paruh baya Si lelaki penjual yang saat itu menyaksikan tindakan Leo hanya bisa tersenyum dan berdecak kagum, ternyata masih ada orang apalagi ini seorang anak muda yang memiliki rasa peduli terhadap sesama.Adegan dramatis ini jarang sekali terlihat olehnya selama diabertahun-tahun berjualan disini. Ya tindakan yang harusnya bisa dilakukan olehsemua orang. Bagi seorang Leo sebungkus nasi goreng bukanlah apa-apa, meskipun saat ini dia sangat lapar. Tapi bagi lelaki paruh baya itu sebungkus nasi goreng itu adalah penyambung nyawanya esok hari.Rasa Lapar Leo sedikit hilang karena dia merasa tersenyum bahagia bisa melakukan apa itu yang disebut berbagi dengan sesama Leo masih punya rumah, masih bisa makan sepuasnya tanpa ada yang membatasi dan masih bisa minta uang jajan ke orangtuanya . Tapi bagaimana dengan mereka?. Leo hanya bisa beryukur karena Tuhan memberikan kebahagiaan buatnya sehingga dia dapat membagikan sedikit kebahagiaan itu kepada orang lain walau dalam hal tindakan kecil seperti apa yang ia lakukan terhadap lelaki paruh baya itu.Sebelum Leo menyalakan mesin scuternya tiba-tiba hp nya berdering,ternyata mamanya menelepon. “Halo le, kamu dimana?” tanya mama “Iya ni ma, Leo di jalan ini mau pulang, kenapa ma?” tanya Leo “gpp ,yaudah cepat pulang, papamu baru pulang bawa ayam bakar kesukaanmu....” “wahhh kebetulann nihh ma, okeee ma “Senyum Leo sambil mengakhiri pembicaraan tersebut. Mendengar Ayam bakar Leo pun bergegas menyalakan scuternya dan melesat hingga rumahnya. “Trimakasih Tuhan hari ini aku bisa berbagi walau tak seberapa” senang Leo dalam hati. ***********
Terkadang kita lupa,kita tak sendiri menikmati indahnya hidup yang diberikan oleh sang Pencipta. Bagaimana dengan mereka yang menjerit karena lapar yang hidup dari belas kasihan ? Bagaimana dengan mereka yang tak punya apa-apa, apa yang harus kita perbuat? Hanya bisa berbagi, berbagi kasih, berbagi apa yang bisa kita bagikan.:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H