Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... Administrasi - Bertani, dan menulis buah-buah pikirnya, dalam mengisi masa purna bhaktinya - untuk kemanfaatan yang lebih luas

Sehari-hari menikmati hawa segar udara Palangisang, sebuah desa di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Memiliki hobi membudidayakan lebah madu, untuk itu sangat tertarik menerapkan filosofi kebaikan lebah madu dalam kehidupan sehari-hari – termasuk kehidupan berdemokrasi. Tertantang untuk berbagi pengalaman tentang sistem dan perubahan pola perilaku. Selalu berupaya menerapkan pola pikir global namun bertindak lokal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sumber kemenangan manusia

17 Mei 2024   11:30 Diperbarui: 17 Mei 2024   11:33 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: doahariandotcom

Ada yang mengatakan,"Saya tidak peduli kendaraan mana yang akan saya naik. Jika harus mengendarai kefakiran, maka itu artinya harus bersabar dan jika harus mengendarai kekayaan, maka itu artinya harus bersyukur."

Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah sebuah ketentuan dan akhir dari segalanya, namun ternyata itu justru semangat baru, kekuatan, dan survive? (Katakanlah,"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu, dan dari segala macam kesusahan." Alquran surah Al Anam ayat 64).

Berapa kali kita merasa bahwa jalan yang kita lalui menjepit kita, tali yang kita pegang putus, dan bentangan cakrawala yang ada di depan mata kita tiba-tiba menjadi gelap pekat, namun ternyata itu adalah kemenangan, pertolongan, kebaikan, dan kabar baik?

Berapa kali dunia yang ada di depan kita tiba-tiba menjadi gelap pekat, jiwa kita terasa sesak, dan bumi seakan menyempit, namun tiba-tiba semua itu menjelma menjadi kebaikan, kemudahan dan pertolongan. (Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia - Alquran surah Al Anam ayat 17).

Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa Allahlah yang mengendalikan segalanya, lalu dia akan takut kepada orang lain? Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa segala sesuatu itu ada di bawah kekuasaan Allah, lalu akan takut kepada orang yang juga berada di bawah kekuasaanNya? Bagaimana mungkin orang yang takut kepada Allah juga takut kepada selain Allah? Padahal Allah telah berfirman,"Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu jika kamu benar-benar beriman" (Alquran Surat Ali Imran ayat 175).

Kemuliaan itu ada di tangan Allah, ada di tangan RasulNya dan orang-orang mukmin. Di tangan Allah ada kemenangan. Seperti disebutkan dalam Alquran Surat Ash Shaffat ayat 178,"Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang." Lalu dikatakan pula di Surat Al Mukminun ayat 51,"Sesungguhnya Kami menolong Rasul-Rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)." 

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyebutkan sebuah hadits Qudsi yang berbunyi seperti demikian,"Demi kemuliaan dan keagunganKu, tidaklah seorang hamba meminta perlindungan kepadaKu, kemudian langit dan bumi ingin memperdayakannya, pasti aku akan membuatkan baginya jalan keluar dan kemudahan. Dan demi kemuliaan dan keagunganKu, tidaklah seorang meminta kepada selain Aku, kecuali akan Aku balikkan bumi dari kedua kakinya."

Ibnu Taimiyyah berkata,"Dengan La Hawla wala quwwata illa billah, kalimat ini merupakan salah satu simpanan surga, salah satu danau kebahagiaan, dan merupakan salah satu jalan menuju ketenangan dan kelapangan hati." 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun