Mohon tunggu...
Muhammad Fadil
Muhammad Fadil Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

"Membaca meningkatkan pengetahuan, Menulis akan menambah kosa kata baru, dan Perpustakaan adalah lokasi terbaik untuk mendapati keduanya"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Veteran Hanya Legenda Sejarah Kelam

10 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 10 Agustus 2023   07:06 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serdadu menderu, sirine menakuti
Invasi berlabuh, laut meratapi
Nelayan mencari ikan, terpantau dari kejauhan
Ledakan basau memercik tajam bongkahan karang

Gemuruh baja mencekam hutan
Sesak membuyarkan kebisingan
Bumi berpijak, vibrasi air beriak di persawahan
Selongsong pelor tersisipi tangkai bunga, kelopak gugur sebelum waktunya.

Tangisan menjadi lagu duka
Jeritan mengusik tenang, burung berterbangan, insting merasakan ancaman

Abdi negara serentak bergejolak
Peluru bersarang, bergeming pun tidak
Waktu seakan berhenti
Hitungan hanya angka tanpa arti

Raut tangis, air mengalir disela mata mengaburkan pandangannya.
Berdiri tertatih, bibir telah kehilangan daya
Mengenang sejawat yang telah pergi, duka tertusuk luka lama kembali

Para hadirin merasakan emosi
Tapi hanya simpati tanpa empati

Jenderal bergegas datang perihal keadaan.
Kukuh melanjutkan kisah perjuangan
Pertanyaan semata-mata penasaran
Sang veteran hanya legenda sejarah kelam

Yogyakarta, Muhammad Fadil
09 Agustus 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun