Mohon tunggu...
Abraham Ryan
Abraham Ryan Mohon Tunggu... -

Technopreneur enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Keistimewaan Produk Anda?

1 Juni 2015   10:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

"Wih, gue seneng banget pake apps GoJek mau order makanan gampang, gratis lagi"

Mungkin kalimat di atas sekarang ini cukup sering terdengar. Ya, GoJek pada bulan Mei kemarin meluncurkan sebuah layanan yang dapat dikatakan "istimewa", yakni melakukan pesan antar untuk makanan secara GRATIS, meskipun hanya 1 porsi. Dampaknya dari layanan tersebut adalah apps GoJek mengalami peningkatan download yang signifikan dan berhasil menciptakan word of mouth dimana orang" mempromosikan apps tersebut.

Dari hal tersebut ada beberapa insight yang bisa kita pelajari. Sebagaimana kita ketahui pada umumnya bahwa salah satu syarat agar produk Anda memiliki daya tarik adalah adanya keunikan yang ditawarkan dalam bisnis Anda serta memiliki dampak yang signifikan terhadap konsumen Anda. Menyimak pembahasan di atas jelas bahwa layanan GoJek menawarkan keunikan dalam bentuk kemudahan dan kenyamanan memesan makanan favorit tanpa perlu menghadapi macetnya Jakarta.

Keunikan tersebut atau istilah lainnya unique selling point merupakan daya jual yang dapat menentukan keberhasilan bisnis Anda. Melalui tulisan ini saya memaparkan beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda menentukan USP bagi bisnis Anda:

1.Apakah USP tersebut akan mempersempit pasar Anda?

Menyasar target pasar yang memiliki masalah spesifik merupakan cara yang tepat untuk memperoleh pendapatan yang tinggi, akan tetapi Anda harus jeli apakah target pasar tersebut terlampau kecil ? Jika ya maka mungkin Anda dapat mempertimbangkan untuk merubah USP milik Anda sehingga target pasar Anda tidak terlampau kecil.

Contoh: Anda memulai sebuah bisnis fashion muslim yang khusus menjual hijab. Mungkin di negara lain bisnis ini tidaklah begitu menjanjikan sebab ceruknya sempit. Namun, di Indonesia pasar ini sangatlah menjanjikan sebab Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk Muslim yang tinggi.

2.Apakah produk Anda mengikuti trend pasar?

Banyak produk yang bermunculan karena mengikuti trend dan USP yang mereka miliki hanya berdasarkan trend yang sedang terjadi di pasar dengan berharap bahwa bisnis mereka akan berhasil. Hal ini tentu tidak akan membantu Anda memiliki sebuah bisnis yang berkelanjutan.

Contoh: Sekarang ini sedang marak pengusaha yang membuka bisnis makanan penutup atau dessert, khususnya yang berjenis es. Hal tersebut terjadi sebab melihat adanya trend dari masyarakat yang menyukai makanan manis dan dingin. Namun, seberapa lama trend tersebut akan berlangsung? Akankah bisnis tersebut bertahan apabila terjadi penurunan dari trend tersebut?

3.Apakah USP Anda fleksibel?

Seperti telah dijelaskan pada awal tulisan serta point kedua bahwa USP Anda harus mampu mendorong bisnis Anda menjadi berkelanjutan, dalam hal ini apakah USP Anda memberikan fleksibilitas Anda untuk mengikuti perubahan yang terjadi di pasar? Sebab USP yang kaku akan membuat bisnis Anda mati akibat tidak mampu mengikuti perubahan pola konsumen serta pasar.

Secara garis besar 3 point tersebut adalah hal yang patut dipertimbangkan oleh Anda sebelum mengimplementasikannya terhadap bisnis Anda, guna memastikan bahwa produk Anda memiliki tempat yang istimewa di hati konsumen Anda.

Disclaimer: artikel ini dapat ditemukan pada laman Facebook Skystar Ventures yang dikelola serta disusun oleh penulis, selain itu penulis merupakan team dari Skystar Ventures

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun