Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lombok yang Tidak Pedas

27 Februari 2024   18:28 Diperbarui: 27 Februari 2024   18:29 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak bulan lalu suasana kantor sangat sibuk. Ada instruksi mendadak untuk melaksanakan program prioritas. Kalau sudah "urgent" harus "ASAP" alias " As Soon As Possible"  tidak bisa ditawar-tawar lagi. Harus dilakukan "first thing in the morning".

Kalau sudah begitu stress juga rasanya. Ini kerja "under pressure" namanya. Bisa-bisa kesalahan muncul bertubi-tubi karena terburu-buru dan gelagapan.

Komunikasi intensif dengan daerah terus dilakukan. Setiap saat laporan masuk dari daerah harus segera dicatat. Kemudian dianalisa atau diklarifikasi kembali dengan daerah. Mau tidak mau pekerjaan yang menumpuk harus dikerjakan di luar jam kantor alias lembur.

Semua hal harus dilakukan dengan cepat termasuk menghubungi daerah melalui tilpon. Sambungan tilpon pun sering terganggu sehingga harus dikontak ulang yang kadang-kadang perlu berkali-kali baru yerhubung. Semuanya menambah tekanan batin rasanya dan perasaan bete.

Hari itu sejak pagi kami semua sudah disibukkan dengan tugas masing-masing. Suasana ruangan kerja hening karena semua mulut bungkam membisu, kecuali ada pembicaraan lewat tilpon atau suara boss menginstruksikan sesuatu. Sudah beberapa daerah kuhubungi atas permintaan boss yang ingin bicara langsung.

Ketika waktu makan siang aku pun beristirahat. Bekal dari rumah yang selalu kubawa segera kukeluarkan. Memang untuk makan siang aku jarang membeli. Ini atas instruksi "Panglima" di rumah untuk menghemat dan menjaga kesehatan dengan menghindari "junk foods" katanya. Kuintip tempat makanku berisi menu sederhana tapi cukup lengkap. Ada sumber karbohidrat, sumber protein hewani dan nabati, serta buah dan sayuran hijau sumber vitamin dan mineral. Wah..cukup bergizi gumamku. Tetapi yang lebih penting disiapkan dengan penuh cinta kasih oleh mantan pacar.

Tengah asyik menikmati makananku, tiba-tiba terdengar teriakan bossku dari ruang sebelah " minta lombok...minta lombok...!!" Dengan reflkeks segera kuangkat tilpon dan memutar nomor daerah. "Itu bu..Lombok sudah terhubung...." Teriakku. Sejenak kemudian aku terbengong mendengar jawabannya. "Saya tidak minta disambungkan dengan Lombok NTB tapi minta lombok cabe...."..haah....salah interpretasi rupanya awak ini...memang bahasa Jawanya cabe itu lombok ..ooalaah...gak laju lagi makan awak karena selera menurun.......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun