Sulawesi Tenggara dikenal memiliki beragam kuliner yang menarik. Siang itu santap siang di rumah seorang kawan di Kota Kendari berupa makanan tradisional khas Sulawesi Tenggara. Namanya unik, Sinonggi. Kalau bahan dasarnya tidak asing dari tepung sagu. Kalau di Sulawesi dinamakan Kapurung sedangkan di Maluku atau Papua dikenal dengan Papeda.
Kalau melihat tampilan sinonggi, kapurung atau papeda ini, serupa dengan kanji dari tepung tapioka atau singkong. Di tempo doeloe kanji ini digunakan untuk mengeraskan pakaian setelah dicuci. Pakaian yang dikanji ketika di sterika akan menjadi licin dan rapi.
Makan sinonggi ini disebut mosonggi. Jika papeda terkenal dihidangkan dengan masakan kuah ikan, sinonggi dihidangkan lebih lengkap dengan sayuran dan ikan.
Ini konon awalnya makanan suku Tolaki, etnis terbesar di Sulawesi Tenggara yang tersebar di 7 kabupaten. Suku ini menurut suatu artefak telah ada sejak 5000 tahun sebelum masehi.
Cara membuat sinonggi terbilang sederhana, namun harus dengan teknik yang tepat. Pertama siapkan tepung sagu dalam baskom.
Tuangkan air mendidih ke baskom yang berisi sagu sedikit demi sedikit, sambil di aduk-aduk rata, Â tuangkan air terus sampai warna sagu berubah menjadi agak bening. Air yang digunakan harus benar-benar panas mendidih. Jika tidak akan "gatot" alias gagal total karena tepung sagu akan menggumpal setengah matang.
Suku Tolaki suka makan sinonggi (Mosonggi) atau makan bersama dengan kuah ikan atau pokea yang di masak pakai belimbing, lauknya ikan Kabengga. Bagi Suku Tolaki, sinonggi merupakan makanan pokok, tetapi kini telah bersaing dengan nasi.
Tepung sagu yang berasal dari pohon rumbia atau pohon sagu ini mengandung karbohidrat yang mudah di cerna sehingga baik untuk pencernaan. Dipercaya manfaatnya dapat meningkatkan sirkulasi darah, baik dikonsumsi orang yang punya masalah lambung dan sebagainya.
Menurut penelitian, tepung sagu di Malaysia dijadikan sebagai bahan dasar untuk memproduksi glukosa. Di Indonesia sagu lebih dijadikan bahan makanan pokok oleh masyarakat di daerah Timur.
Hasil olahan pohon rumbia umumnya terdiri atas dua macam, yaitu pati sagu atau tepung sagu dan ampas sagu. Ampas sagu ini bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H