Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Rebung Anakan Bambu yang Renyah

3 April 2023   19:03 Diperbarui: 3 April 2023   19:10 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang itu kami diundang makan siang dirumah seorang teman. Tentu saja ajakan ini kami sambut dengan semangat. Maklum anak asrama kalau soal makan tidak akan dilewatkan. Apa lagi kami tahu masakan ibu kawan ini terkenal "mak nyus" rasa nikmatnya melekat di lidah. Jarang-jarang di asrama menemukan menu makanan rumahan.

Ketika hidangan dihidangkan kami lihat lengkap juga menu masakannya. Ada ikan mujair goreng, tempe goreng, lalapan timun dan selada air dilengkapi dengan sambal terasi. Tak ketinggalan sayur yang kelihatannya agak unik. Ketika kami tanyakan itu sayur apa, si kawan ini menjawab enteng sambil senyum-senyum "sayur gedek"  katanya. 

Bagi beberapa teman yang tidak mengerti bahasa Jawa tambah bertanya-tanya. Gedek itu anyaman bambu yang digunakan untuk dinding rumah. Ternyata itu sayur lodeh rebung dicampur dengan tahu. Setelah tahu itu sayur rebung serempak mereka berujar "Wah..makanan Panda dong..."  Memang betul binatang panda sejenis beruang yang terkenal unik dari benua Tiongkok itu kesukaannya makan tanaman bambu, tetapi pucuknya.

Rebung itu tunas atau anakan bambu yang tumbuh dari akar bambu. Bahan makanan ini sudah dikenal masyarakat  Indonesia maupun Asia umumnya. Banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan termasuk salah satu sayuran yang disukai banyak orang karena teksturnya yang renyah dan rasa manis serta aroma khas yang dimilikinya.

Tunas bambu di Himalaya difermentasi menjadi bahan makanan. Di India disebut  khorisa. Di Nepal, tunas bambu difermentasikan dengan kunyit dan minyak sayur, lalu dimasak dengan kentang menjadi masakan yang dimakan bersama nasi  "alu tama" namanya.

Di Indonesia tunas bambu yang akan di konsumsi dipotong tipis-tipis dan direbus.  Perlakuan  ini untuk menghilangkan senyawa toksin atau racun yang disebut taxiphylin yaitu senyawa glikosida sianogenik, yang mampu menghasilkan sianida di dalam lambung. 

Tetapi dengan proses pengolahan yang tepat toksin ini tidak berpengaruh lagi ketika rebung dimasak. Setelah diiris tipis-tipis, di cuci bersih siap dipasarkan menjadi bahan makanan yang dibuat sayur. Bisa diolah dengan santan dan bumbu-bumbu menjadi gulai atau pun sayur lodeh. Selain itu dijadikan isian lumpia yang dicampur daging ayam, juga dijadikan acar rebung sebagai pelengkap makanan.

Pohon bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik. Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, bergantung pada kondisi tanah dan dan iklim tempat bambu ditanam.

Secara alami, bambu dapat tumbuh di berbagai tempat baik di tepi dungai, daerah pesisir, lereng bukit dan pegunungan tinggi dengan ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun