Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai Anoreksia, Hati-hati dalam Menurunkan Berat Badan

27 Maret 2023   19:42 Diperbarui: 27 Maret 2023   19:50 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Memiliki berat badan yang ideal banyak menjadi idaman banyak orang. Biasanya banyak remaja wanita yang mengidam-idamkan memiliki tubuh ramping dan molig. Untuk mendapatkan bentuk tubuh yang menarik ini tidak jarang banyak yang berusaha menurunkan bobot tubuhnya, terutama mereka yang bentuk badannya dianggap kurang serasi karena menyimpan tumpukan lemak di bawah kulitnya.

Untuk mencapai bentuk tubuh yang dianggap menarik banyak kali "reducing diet" atau diet menurunkan berat badan di lakukan. Sah-sah saja menerapkan berbagai teori dengan petunjuk yang betul dan tepat. Sering kali informasi yang diperoleh hanya dari sesama rekan atau testimoni mereka yang berhasil menurunkan berat badannya dengan drastis lewat media sosial bahkan promosi produk kecantikan tertentu.

Tetapi perlu juga hati-hati dalam menurunkan berat badan. Jika terlalu drastis berat badan yang turun, atau diet yang terlalu ketat bisa  berdampak kurang baik bagi yang menjalankannya. Sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter atau Dietisen.

Ada satu kondisi yang bisa saja terjadi bagi mereka yang menjalankan diet menurunkan berat badan secara ekstrim. Kondisi ini disebut Anoreksia nervosa atau dikenal hanya dengan sebutan anoreksia. Ini merupakan gangguan makan yang terjadi pada seseorang yang terobsesi atau terlalu amat sangat menginginkan tubuh yang kurus dan sangat ketakutan jika berat badannya naik karena persepsi yang salah. Biasa terjadi pada wanita.

Penderita anoreksia sering kali mengalami penurunan tekanan darah, napas melemah, pada wanita dewasa menstruasi akan terhenti, sedangkan pada anak perempuan yang beranjak dewasa mungkin tidak akan mulai mengalami menstruasi sama sekali atau menstruasi menjadi terganggu. Demikian juga kelenjar tiroid yang mengatur pertumbuhan berangsur angsur akan menghilang.

Pada tingkat yang parah penderita akan mengalami kulit menjadi kering, rambut, kekurangan gizi dehidrasi berat, Pengeroposan tulang (osteoporosis) yang dapat memicu patah tulang sebelum usia lanjut, penurunan kadar hormon testosteron pada pria.
Kondisi seperti ini harus segera ditangani  karena  jika sudah berlarut-larut akan lebih sulit untuk dipulihkan.

Menambah berat badan hingga ideal kembali akan menjadi tantangan berat bagi orang yang pernah mengalami gangguan makan seperti anoreksia. Asupan energi atau kaloro secara drastis justru bisa memicu gangguan metabolisme yang berbahaya bagi kesehatan. Jika makanan diberikan untuk meningkatkan berat badan kembali, dapat berisiko mengalami refeeding syndrome yaitu kelainan metabolisme akibat pemberian zat dalam jumlah besar pada orang yang kekurangan gizi, kelaparan, atau berpuasa jangka panjang.

Penyebab anoreksia belum diketahui secara pasti sehingga cara untuk mencegahnya pun agak sulit. 

Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kondisi ini antara lain:

Hindari bulian dari orang sekitar tentang penampilan terkait berat badan, sebaliknya berikan dukungan untuk meningkatkan percaya diri dengan memfokuskan diri pada hal lain yang tidak terkait dengan penampilan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau dietisen jika ingin melakukan diet atau perubahan pola makan untuk menurunkan berat badan. Selama mengalami anoreksia, tubuh menggunakan protein sebagai sumber energi utama. 

Saat kembali mendapatkan asupan glukosa, terjadi perubahan mendadak pada keseimbangan cairan dan metabolisme tubuh. Akibatnya, pengidap anoreksia justru berisiko mengalami komplikasi serius, seperti gangguan fungsi organ, koma, kejang, hingga kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun