Pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 502 mendarat di Bandar Udara Internasional Supadio pukul 11.05 Witeng. Bandar udara yang dulu Bernama Sei Durian atau Sungai Durian, memang sudah dibangun sejak tahun 1940an ketika Jepang menduduki wilayah Kalimantan Barat.
Pada tahun 1980an ditingkatkan menjadi bandara internasional dan berganti nama menjadi Bandar Udara Internasional Supadio. Nama ini diambil dari nama Letnan Kolonel Supadio, seorang perwira TNI AU yang bertugas di Pangkowilud II Banjarmasin, yang membawahi Pangkalan Udara Sungai Durian. Terletak di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Pada tahun 1989 rute internasional dibuka untuk pertama kalinya.
Itu sekilas tentang Riwayat bandar udara internasional ini. Tetapi yang lebih menarik adalah salah satu jenis makanan tradisional yang banyak dijajakan orang.
Teman-teman dari Pontianak yang menjemput kami dalam perjalanan dari bandara menuju hotel tempat kami menginap, mampir membeli kue tradisional. Namanya Pengkang.
Pengkang terbuat dari ketan, dibungkus daun pisang dan dipanggang, tetapi ada juga yang dikukus. Di daerah lain mungkin disebut lemper atau gogos, hanya berbeda kemasan.
Pengkang dibukus daun pisang berbentuk segi tiga dan dijepit dengan bambu. Isinya ebi atau udang kering yang di haluskan, mirip-mirip bacang.
Panganan ini jajanan Pontianak. Menjadi kuliner khas Pontianak yang jadi favorit banyak orang. Konon pengkang dulunya adalah bekal para petani saat pergi meladang atau pergi ke hutan untuk berburu. Beras ketan atau nama ilmiahnya Oryza sativa L. Var. Glutinosa, termasuk salah satu jenis dari ribuan jenis padi.
Beras ketan merupakan beras yang memiliki kandungan amilopektin yang tinggi sehingga dapat memberikan tekstur lengket (sticky) atau pulen jika di masak. Jenisnya ada yang hitam.
Beras ketan dapat diolah sebagai beragam panganan. Bisa di kukus diberi kelapa muda parut atau digoreng. Bisa dibuat tape ketan seperti di Kuningan. Tape ketan Kuningan ini khas dibungkus dengan daun jambu air lalu dijual dalam kemasan ember.
Bisa juga diolah menjadi bubur ketan hitam yang biasanya menjadi campuran bubur kacang hijau. Jenis ketan hitam ini banyak mengandung zat besi. Ada referensi yang menunjukkan manfaat beras ketan. Diyakini mampu menjaga kesehatan tubuh.
Kandungan zat-zat gizi pada beras ketan berperan penting untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Selain itu, kandungan kalsium pada beras ketan juga menurunkan risiko gigi rusak, katarak, dan penyakit otak.
Pengkang hanya merupakan salah satu camilan tradisional yang memperkaya khazanah dunia perkulineran Indonesia. Olahan bahan makanan berbahan dasar beras ketan ataupun tepung ketan banyak ragamnya. Ada yang dinamakan gemblong ketan yang dihaluskan dicampur dengan gula merah dan digoreng.
Kemudian ada ketan urap atau ketan bumbu yaitu ketan dikukus ditaburi kelapa parut atau serbuk serundeng, ada ketan unti ketan yang diberi topping kelapa parut bercampur gula merah atau gula jawa, ketan hitam dibuat bubur sebagai campuran bubur kacang hijau.
Lalu ada yang dibuat kue bugis di dalamnya diberi unti atau kelapa parut dibecampur gula merah atau gula putih, ada juga yang dijadikan rengginang dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H