Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Lempah Kuning dan Gangan, Sama Rupa Beda Nama

17 Februari 2023   10:27 Diperbarui: 17 Februari 2023   10:42 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era tahun 2008an ada film berjudul "Laskar Pelangi" diangkat dari naskah cerita novel karangan Andrea Hirata. Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah SD dan SMP di  sekolah Muhamaddyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Ingat pulau Belitung tentu ingat pasangannya yaitu pulau Bangka.

Ada makanan khas olahan berbahan dasar ikan dari Bangka-Belitung ini. Bahan dasarnya sama yaitu ikan laut. Masakan ikan laut berkuah ini di Bangka namanya Lempah Kuning yang jika diberi campuran potongan buah nanas disebut Lempah nanas. Sedangkan olahan ikan yang serupa di Belitung disebut Gangan dengan sedikit perbedaan penggunaan bumbu rempah daun yang sedikit lebih banyak. Ikan laut jenis apapun dapat diolah sebagai lempah atau Gangan ini.

Kata lempah sendiri menurut referensi berasal dari gabungan kata  "lem" yang berarti mencampur atau merekatkan, dan "pah" dari kata rempah. Karena memang masakan ini merupakan campuran ikan dan rempah-rempah sebagai bumbunya. Lazimnya bumbu yang digunakan ada bawang merah, cabai, tomat, gula pasir, garam dan kunyit. Dapat juga ditambah irisan ketimun sesuai selera. Warna kuning keemasan yang dihasilkan kunyit dan rempah lainnya dianggap sebagai lambang kekayaan, kebahagiaan, dan kejayaan. Sajian ikan khas Bangka ini sangat lezat memadukan citarasa gurih, pedas, dan asam. Kalau di daerah Indonesia bagian Timur  Seperti Sulawesi ada Palummara, di Maluku adah kuah asam, asam pedis atau hongbi di Kei-Maluku Tenggara. Tentu saja makanan-makanan yang berbahan dasar ikan dan diolah tanpa digoreng lebih menyehatkan karena zat-zat gizi yang dikandungnya tidak banyak rusak atau terbuang.

Indonesia dengan lautnya yang luas tentu kaya dengan hasil laut. Tak heran jika makanan-makanan tradisional yang  berbahan dasar ikan sangat beragam. Olahan yang beragam ini tidak lepas dari rempah-rempah yang digunakan sebagai bumbu penyedapnya.

Rempah-rempah ini merupakan komoditi berharga yang sejak dahulu diburu oleh bangsa-bangsa terutama Belanda, dan Portugis yang sampai di Indonesia. Soal kuliner di Indonesia sudah dikenal sejak lama tercantum dalam beberapa prasasti di Jawa dan Sumatera dari abad ke 8 sampai 10 Masehi.
Ketika itu, istilah boga telah dikenal, yakni makanan yang berhubungan dengan dapur, dibuat dengan sentuhan seni dan memberikan kenikmatan.

Kuliner sendiri diartikan sebagai suatu proses pembuatan makanan. Istilah ini berasal dari istilah dalam bahasa Inggris, yaitu culinary, yang berarti teknik memasak, mempersiapkan, dan menyajikan makanan. Karena itu ada istilah Kuliner Nusantara atau makanan Nusantara yaitu kumpulan dari berbagai makanan yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara, diolah dengan berbagai teknik sesuai dengan daerahnya yang menunjukkan ciri khas daerah asal makanan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun