Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Uta Dada, Olahan Ayam Kampung Khas Palu

1 Februari 2023   06:29 Diperbarui: 1 Februari 2023   06:43 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kuliner dari masing-masing daerah memang punya sentuhan rasa yang  berbeda  dan khas antara satu dengan yang lain. Mungkin kesamaannya akan ditemui di daerah lainnya, tetapi bisa juga tidak. Ambil contoh olahan bahan makanan sumber protein hewani. Bisa daging, ikan, daging unggas terutama ayam. Beragam olahan makan dapat dibuat dari bahan-bahan ini.

Selain enak rasanya, Protein hewani ini punya keunggulan tersendiri karena banyak mengandung asam amino esensial yang nilai biologinya tinggi dibanding protein nabati atau yang berasal dari tumbih-tumbuhan

Di Palu Sulawesi Tengah ada masakan yang mirip-mirip opor, namanya Uta dada. Ini daging bagian dada ayam kampung yang dimasak dengan santan. Hanya saja daging ayam yang digunakan dibakar terlebih dahulu  menggunakan kayu bakar sehingga menimbulkan rasa dan aroma yang khas. Uta dada selain daging ayam dapat juga digunakan ikan. Makanan ini memang khas masakan suku Kaili di Sulawesi Tengah.

Daging ayam kini sudah bukan lagi makanan mewah. Daging unggas yang satu ini dulu sulit didapat oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Tetapi kini sudah tersebar diperdagangkan di mana-mana, dengan label "Fried Chicken" ala fried chickennya Kolonel Sander.

Menilik keterjangkauan oleh daya beli masyarakat nampaknya mendukung pasokan protein  bagi masyarakat banyak. Hanya perlu diwaspadai cara pengolahannya terutama yang digoreng. 

Tidak jarang minyak yang gorengnya sudah digunakan berulang kali. Lazim disebut jelantah yaitu merupakan minyak bekas pemakaian kembali berulang kali untuk keperluan kuliner. Akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses penggorengan.

Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, ini justru dapat menimbulkan gangguan bagi yang mengonsumsinya dalam waktu lama, menimbulkan  berbagai penyakit tidak menular (PTM) terutama kanker maupun tekanan darah tinggi atau hipertensi dan diabetes. 

Makanan jalan (food street) semakin marak dijajakan. Jika makanan-makanan yang tinggi kalori tinggi protein serta gula, garam dan berbagai zat pengawet sering dikonsumsi anak-anak tentu akan merugikan kesehatan mereka karena diancam PTM di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun