Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Wader Si Mungil yang Rakus

26 Januari 2023   11:15 Diperbarui: 26 Januari 2023   11:30 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

WADER SI MUNGIL YANG RAKUS

 

Ketika bertugas ke kota Blitar, tentu saja berkunjung ke Makam Bung Karno (MBK) di Kelurahan Bendogerit, Sanan Wetan Kota Blitar tidak terlewatkan. Tetapi selain itu ada satu hal yang membangkitkan kenangan masa kecil bersama kawan-kawan di desa Sukahayu, kecamatan Rancakalong Sumedang. Kenangan yang tak lekang dari ingatan memancing ikan wader di sungai.

Seusai bertugas dan tiba waktu makan siang teman-teman mengajak makan di rumah makan "Jeng Susi". Promosinya "specialities"nya atau menu khasnya ikan wader goreng dalam paket nasi pecel, meski juga banyak lauk pauk lainnya.

Ikan wader atau beunteur orang Sunda menyebutnya memang sudah jarang ditemukan. Ada beberapa rumah makan seperti di Jawa Barat kadang-kaddang ikan ini masih dapat ditemukan. Bahkan di Pekalongan dan Tanjung Benoa, Nusa Dua Bali beberapa rumah makan menyediakannya.

Wader merupakan ikan sungai berukuran kecil. Dulu kami sering memancingnya. Umpannya cukup menggunakan nasi atau tahu. Ikan ini termasuk ikan yang rakus sehingga cepat menyambar umpan. Hidupnya sering bergerombol karena itu yang terpancing banyak. Hasil tangkapan kami goreng, disantap dengan nasi hangat dan lalapan serta tak ketinggalan sambal "dadakan". Rasanya nikmat, renyah dan gurih.

Wader umumnya hidup di sungai-sungai yang tidak terlalu dalam atau dipingir rawa yang cukup jernih. Ukurannya antara sebesar ibu jari tangan hingga 4 jari. Termasik anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar di Indonesiabagian Barat, Indochina dan Filipina.Banyak sebutannya antara lain cakul, puyan tanah atau sepadak.

Referensi mencatat adalah Van Haselt seorang peneliti menemukan ikan wader bitnik pertama kali pada tahun 1823. Kemudian diberi nama ilmiah "Barbus maculates". Penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Achille Valenciennes. Namun nampaknya ikan ini tidak dibudidayakan karena mungkin tidak mudah.

Sebagaimana jenis ikan yang lain, wader sudah tentu juga merupakan sumber protein yang tinggi, disamping asam lemak Omega 3. Ini termasuk lemak yang baik bagi tubuh dan otak. Asam lemak ini bahkan tidak hanya bermanfaat untuk fisik tetapi juga psikis. Asam lemak ini merupakan zat gizi esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, sehingga harus didapat dari bahan makanan dari luar. Karena itu wader atau beunteur ini dapat merupakan pilihan atau alternatif untuk asupan protein dalam menu makanan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun