Olahan daging yang satu ini berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Teknik mengolahnya tidak dibakar tidak pula dipanggang. Namanya Se'i, yang dalam bahasa Rote artinya daging yang dipotong tipis. Awalnya, daging rusa yang diolah. Sekarang daging rusa semakin langka karena rusa Timor termasuk hewan yang dilindungi.
Daging yang dipotong tipis memanjang ini lalu ditaburi garam dan rempah-rempah kemudian dibungkus dengan daun kosambi lalu  diletakkan di atas perapian dengan bara api kayu kosambi juga.Â
Daun kosambi ini membuat daging tetap berwarna merah. Jarak daging dengan bara api cukup jauh dan selalu dijaga agar tidak mengeluarkan asap. Daging akan masak oleh panasnya bara api. Pengolahannya cukup memakan waktu lama. Suku Molo misalnya, bahkan mengolah daging Se'i sampai berhari-hari.
Dulu di Kota  Kupang banyak daging Se'i yang dipikul orang dijual berkeliling. Tapi sekarang sudah banyak rumah makan yang menyediakan masakan daging Se'i. Citra daging Se'i semakin terangkat di dunia kuliner. Bukan hanya di NTT, tapi di Jakarta pun mulai marak disediakan beberapa rumah makan tradisional NTT.Â
Disajikan dengan padanannya sayur tumis bunga pepaya dan sambal luat. Luat itu sambal khas NTT, cabe rawit dihaluskan dengan kemangi dan perasan jeruk nipis, pedasnya menggigit habis.
Daging Se'i ada juga yang telah divakum dalam kemasan sehingga tahan lama dan dapat dibawa sebagai oleh-oleh.
Daging merupakan sumber protein, bernilai biologi tinggi yang berguna untuk membentuk sel-sel dalam tubuh, serta penting dalam membangun otot dan jaringan tubuh lainnya.Â
Protein akan dicerna menjadi asam amino untuk membentuk enzim, hormon dan antibodi. Jika tubuh kekurangan asupan protein akan menderita penyakit Kwashiorkor. Protein pun merupakan cadangan energi. Jika tubuh kekurangan energi maka protein akan dipecah untuk menghasilkan energi.Â
Tetapi jika kekurangan protein juga dapat menyebabkan kehilangan massa otot yang biasa disebut sarcopenia, otot jadi mengecil. Hal ini banyak terjadi pada usia lanjut.Â
Banyak hal yang dapat menyebabkan hal ini terjadi. Antara lain kurang berolah raga atau disebabkan oleh Penyakit diabetes. Umumnya massa otot mulai menurun ketika usia mulai beranjak di atas 30 tahun.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H