Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gabus Pucung Tradisi "Nyorong" Betawi

7 November 2022   05:15 Diperbarui: 7 November 2022   06:51 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak haji Masar memang orang Betawi Asli. Kami bertetangga sudah sejak tahun 80an. Konon komplek perumahan tempat kami tinggal, sebagian besar tanahnya dibeli dari harta milik leluhur haji Masar.

Setiap tahun dalam bulan Ramadhan sehari sebelum Hari Raya Idhul Fitri keluarga Pak Masar selalu mengantar makanan berupa ketupat yang dibungkus bukan memakai daun kelapa seperti lazimnya, tetapi dengan daun pandan hutan, lengkap dengan sayur sambal goreng pepaya muda dan tak ketinggalan lauknya gabus pucung. Pernah Pak Masar bercerita itu tradisi Betawi Asli disebutnya "NYORONG". Nyorong itu memberi atau mengantarkan makanan yang dilakukan oleh anak atau menantu kepada orang tua atau mertua sebelum puasa atau lebaran. Di zaman now dilakukan tidak hanya pada keluarga tetapi juga kepada tetangga. Kini, gabus pucung telah tercatat masuk menjadi satu dari 96 warisan budaya Indonesia.

Masakan gabus pucung merupakan kuliner khas betawi. Penampilannya memang hitam legam, karena kuahnya berwarna hitam pekat. Ini karena ulah bumbu dari daging biji buah kluwak.

Gabus pucung sudah merupakan makanan turun temurun. Makanan ini menggunakan bahan utama ikan gabus dan pucung atau kluwak. 

Zaman dulu, ketika wilayah Betawi atau Batavia masih didominasi oleh rawa, empang, sungai, disitulah ikan gabus bermukim. Bahkan di pinggiran sungai Ciliwung terdapat banyak pohon pucung. Inilah yang mendorong warga memanfaatkannya. Diolah menjadi masakan sehari-hari olahan ikan gabus dan dinamai dengan gabus pucung.

Gabus adalah sejenis  ikan predator yang hidup di air tawar. Sebutan di berbagai daerah beragam. Ada yang menamakannya
bogo, kutuk, bocek, licingan, rutiang dan sebagainya.
Dalam bahasa Inggris  disebut dengan snakehead karena kepalanya mirip Kepala ular. Nama ilmiahnya adalah Channa striata.

Tentu saja nilai Gizi yang dikandungnya sebagaimana ikan air tawar lain cukup banyak berupa Protein, karbohidrat, lemak, zat besi, fosfor, kalsium, vitamin A, vitamin B, dan sebagainya.

Sedangkan pucung atau picung, kluwek  adalah tanaman asli Indonesia. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan mulai dari daun, buah, daging bijinya sering dijadikan bumbu masak  demikian juga dengan batang hingga kulit kayunya. Di Manado daunnya dijadikan masakan yang dimasak dalam bambu namanya pangi. Masakan rawon juga menggunakan daging biji kluwek ini yang berwarna hitam. Pucung jika akan dijadikan makanan harus diolah secara khusus untuk menghilangkan racun yang dikandungnya. Jika tidak bisa menimbulkan rasa pusing-pusing bagi orang yang mengonsumsinya.

Di daerah Bekasi banyak tersebar rumah makan Betawi yang menyediakan masakan gabus pucung ini dan cukup terkenal, sehingga banyak dikunjungi para penggemarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun