Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Si Jengki alias Jengkol

23 Oktober 2022   08:57 Diperbarui: 23 Oktober 2022   09:01 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang mungkin tidak suka Jengkol. Ini karena aromanya yang tajam khas  menyengat keluar dari mulut dan urine orang setelah menyantapnya sehingga dihindari. 

Tetapi bagi masyarakat di Betawi, Sumatera, Jawa Barat makanan ini bagi para penggemarnya sangat bersahabat di lidah. Olahannya selalu mengundang selera, apakah di semur, direndang, di rebus dengan taburan kelapa muda parut, dijadikan kerupuk  atau emping jengkol. Bahkan akhir-akhir ini beredar postingan di media sosial menu yang digelari "Irjen Sambo" singkatan dari irisan jengkol sambal lado. Hadeeuh .. aya-aya wae euy.

Namanya agak diplesetkan menjadi "jengki"  agar terdengar sedikit bergengsi. Disebut juga jering yang mungkin diambil dari kata Archidendron jiringa.Tumbuhan ini berasal dari kawasan Asia Tenggara.

Harganya cukup tinggi di pasaran mungkin karena pasokannya terbatas. Pada dasarnya pohon jengkol dapat tumbuh di banyak tempat sehingga mudah dibudidayakan dan nilai ekonomisnya cukup tinggi.

Di beberapa daerah ada  masyarakat yang mulai mencoba peruntungannya dengan membudidayakan jengki ini, kemudian memasarkan buah mentah ataupun hasil olahannya. 

Dibudidayakan dengan menggunakan bibit cangkok, biasanya produksinys lebih cepat dan sudah dapat dipanen pada tahun ke tiga dan ke empat.  Satu pohon jengkol yang sehat dan lebat normalnya dapat menghasilkan 15 hingga 25 kilogram buah jengkol. Harga pasaranya bisa mencapai Rp.40 ribu per kilogramnya, bahkan lebih.

Pernah ada kisah seorang ibu dari Lampung yang membiayai kuliah anaknya sampai lulus menjadi seorang insinyur dari ITB hanya dari usahanya menjual jengkol.

Tetapi meskipun nikmat di lidah yang harus diwaspadai dari di jengki ini adalah asam jengkolatnya. Zat ini dapat menyebabkan keracunan. Bisa menyerang organ ginjal dan menyebabkan rasa nyeri saat buang air kecil hingga kencing berdarah. Kondisi ini biasa dikenal dengan sebutan 'kejengkolan'.

Secara tradisional pengobatannya si penderita kejengkolan dipendam setengah badan. Konon tindakan ini dapat mempercepat pengeluaran racun dari dalam tubuh. Tidak heran kalau ada jengkol yang dipendam dalam tanah untuk beberapa lama mungkin untuk mengurangi kadar asam jengkolatnya, disebutnya jengkol "sepi".

Sejatinya apapun jenis makanan yang dikonsumsi jika berlebihan akan menimbulkan efek negatif. Karenanya penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pedoman Gizi seimbang. 

Pedoman ini menggantikan semboyan tempo doeloe "4 Sehat 5 Sempurna". Agar tubuh tetap sehat dan bugar. Menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar itu sangat berharga. Kata bijak Romawi Kuno  berbunyi "mens sana incorpore sano" dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun