Pentakit tidak menular (PTM) seperti darah tinggi, jantung Koroner  dan diabetes mudah datang bertandang.
Ambil contoh makanan yang diolah dengan memanggang. Apa keuntungannya? Pertama jelas tidak perlu minyak. Mengolah bahan makanan yang dipanggang kandungan vitamin dan mineralnya dapat dipertahankan karena tidak mudah rusak.Â
Hasil olahan bahan makanan yang diolah dengan cara memanggang, ramah terhadap Kesehatan gigi geligi. Demikian juga dengan bahan makanan yang diolah dengan cara direbus, dipepes, ditim. Masakanpun bisa berupa rawon, soto, sayur bening. Kalau ditumis atau di cah minyak yang digunakan juga hanya sedikit. Jadi lebih hemat.
Cara-cara mengolah makanan seperti dikemukakan di atas meski dari segi Kesehatan bermanfaat, tetapi sangat dipengaruhi oleh selera dan pola makan yang tak lepas dari budaya dan kebiasaan makan suatu masyarakat.
Semuanya tentu berawal dari dalam keluarga. Terutama dimulai dari memperkenalkan makanan pada anak-anak. Apa lagi saat ini lingkungan sangat mempengaruhi pola makan. Â
Di zaman dulu, Tim untuk bayi dibuat sendiri. Zaman "now" tinggal beli yang sudah jadi. Apalagi karena kesibukan di era modern ini segalanya seakan berpacu dengan waktu. Tak heran jika makanan-makanan cepat saji dianggap sebagai solusi  tepat dan praktis.
Perubahan pola makan dengan berpatokan pada Pedoman Gizi Seimbang perlu lebih dipacu. Ini jadi tantangan para insan Pegiat Gizi yang tidak mudah. Tetapi bukanlah suatu hal yang mustahil untuk merubah pola makan ke arah yang lebih baik. Ibarat kata bijak alah bisa karena biasa. Masalahnya bukan terletak pada bisa atau tidak, tetapi mau atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H