Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pecel Punten Tulungagung

5 September 2022   06:08 Diperbarui: 5 September 2022   06:19 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kota Tulungagung banyak dikenal karena marmernya. Namun bukan cuma itu, banyak jenis makanan tradisional yang bercita rasa  menjerat selera.

Istri saya berasal dari kota ini. Saat-saat libur panjang kami sekeluarga sering menghabiskan waktu di sana. Salah satu acara yang menyenangkan dan selalu ditunggu semua anggota keluarga adalah mencegat pedagang makanan yang lewat di depan rumah. Makan dalam kebersamaan ini sudah jadi tradisi keluarga selama ini.

Makanan-makanan tradisional yang khas dijajakan dalam bakul. Di "sunggi" (ditaruh di atas kepala) dan digendong di punggung. Dijajakan berkeliling kepelosok-kota.

Salah satu jajanan favorit kami adalah pecel punten yu Katini. Sudah lama menjadi langganan keluarga kami. Berjualannya di sore hari.

Pecel memang merupakan makanan tradisional sayuran berbumbu sambal kacang tanah. Tercatat sambal pecel  telah dikenal masyarakat Nusantara sejak abad ke-9 Masehi. Konon merupakan hasil akulturasi antara budaya Jawa dengan China.

Tapi salah satu yang khas di Tulungagung pecel dimakan dengan "punten" terbuat dari beras dicampur santan kental, cara membuat ya mirip dengan membuat ketan jadah.

Meski dikatakan khas dari Tulungagung, pecel punten ditemukan juga di sekitar Tulungagung seperti Malang dan Kediri.

Ditilik dari sisi Gizi, Pecel Punten dapat dikatakan makanan yang sarat kandungan zat gizinya. Ada sumber karbohidrat dari punten, vitamin dan mineral, protein nabati dari kacang tanah serta serat dari sayuran.

Memang banyak makanan tradisional yang pada dasarnya menyehatkan. Ini perlu dilestarikan untuk memperkaya khsanah Dunia perkulineran tradisional warisan budaya leluhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun