Mohon tunggu...
Abraham FanggidaE
Abraham FanggidaE Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Abraham FanggidaE

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jepretan Ibu Ani dari Kabin Garuda: Pencitraan Berlebihan

7 Desember 2010   16:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:56 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presiden SBY dan Ibu Ani seharusnya Bapak/Ibu lebih banyak menujukkan kinerja yang berprestasi untuk bangsa dan negara ini, untuk menyejahterahkan rakyat Indonesia yang terlihat kasatmata makin banyak yang hidupnya susah, tetapi tidak terdeteksi oleh Bapak dan Ibu dengan baik. Karena masalah bangsa ini terutama yang terkait kesulitan hidup rakyat kecil masih amat berat, saya sarankan sebaiknya Bapak SBY stop ngarang lagu-lagu romantis, biarkan pengarang lagu profesional yang menciptakan lagu-lagu Indonesia lebih bermutu agar dapat menghibur rakyat, dan mereka para pencipta bisa memperoleh penghasilan yang layak untuk keluarga mereka.

Pak SBY hendaknya lebih fokus untuk memajukan pendidikan di negeri ini agar jangan ada anak usia sekolah dari Timor yang karena orang tua mereka tidak mampu secara ekonomi, hidup mereka miskin, lalu anak di bawah umur yang seharusnya masih duduk di bangku pendidikan dasar tidak bisa sekolah, bahkan yang mengenaskan anak-anak seperti ini ditipu orang yang tidak bertanggungjawab, untuk dijadikan korban  trafficking. Bapak seharusnya mengontrol agar biaya pendidikan bisa dipegang rakyat kecil dan bermanfaat menghasilkan antara lain ribuan para insan penggubah/pencipta lagu berkualitas.

Ibu Ani, kalau saya boleh memberi saran, entah ibu mau mendengar atau tidak, itu hak Ibu. Saran saya singkat: Ibu, stop bikin foto pencitraan. Bapak/Ibu sudah diketahui rakyat sebagai orang nomor satu di republik ini. Mobil yang ditumpangi saja INDONESIA 1.  Foto yang saya lihat dalam majalah Garuda hasil jepretan Ibu Ani  bagi saya tidak bermanfaat untuk meningkatkan pariwisata Indonesia misalnya.

Malahan terus terang saya merasa geli melihat foto hasil jeprean Ibu Ani, ketika kemarin sore saya duduk di kelas ekonomi pesawat Garuda. Foto dimaksud dimuat pada majalah garuda yang biasanya disisipkan pada sandaran bagian belakang kursi. Mengapa perasaan menggelikan, sekaligus terbesit keprihatinan muncul bersama-sama? Dalam salah satu halaman tertera lembaran foto dua pesawat tempur F 16 (?) yang sedang mengawal pesawat Garuda yang membawa rombongan Presiden SBY hasil jepretan ibu ANI. Bahkan dalam gambar pada majalah tersebut nampak dua lembaran gede foto hasil jepretan Ibu Ani diserahkan/diperlihatkan oleh Ibu dan disaksikan pak SBY kepada dua pilot Garuda. Menurut saya, mungkin keduanya adalah pilot yang menerbangkan rombongan presiden, peswat mana yang ujung sayapnya diabadikan bersama dua jet tempur TNI AU tersebut.

Bagi manajemen Garuda saya ingin bertanya, untuk apa foto yang menyiratkan  simbol "kebanggaan" penguasa tersebut dipublikasikan? Motivasinya apa, dan apa goal dari sebuah keputusan tentang ini? Jika hanya sebuah upaya penjilatan dalam ranah paternalistik, begitu piciknya keputusan tersebut, bukan?  Seharusnya management garuda pandai membaca suara rakyat bahwa presiden SBY selama kepemimpinannya senang pada pencitraan, maka untuk apa mempublikasikan foto dengan nuansa tersebut, bukankah akan berlawanan dengan persepsi sebagian besar rakyat? Yah, kecuali ada unsur yang saya sebut sebagai sebuah penjilatan demi jabatan. Foto tersebut bagi saya pribadi merupakan bentuk pencitraan berlebihan kepada SBY dan Ibu Ani, dengan sasaran jualan tidak hanya kepada Bapak/Ibu (istilah pramugari/pramugara menyapa penumpang sebagai ganti ladies and gentlemen) penumpang domestik, tetapi juga kepada Bapak/Ibu pelanggan garuda asal publik internasional, bahwa betapa hebatnya protokoler terhadap presiden SBY?

Pembaca akan mengatakan, wah hebat banget ya, pesawat yang ditumpangi presiden RI dikawal jet tempur, mirip yang dilakukan terhadap "Air Force One" yang menerbangkan presiden Amerika Serikat. Tetapi saya dan mungkin Bapak/Ibu penumpang Garuda lainnya bertanya, apakah kawalan mahal tersebut hanya di Indonesia atau berlangsung terus sepanjang route penerbangan domestik hingga ke luar negeri. Aturan protokeler kalau memang persyaratannya begitu rakyat kita gak peduli, tetapi untuk apa seorang "First Lady" perlu mengabadikan dan memublikasikan. Ibu Ani harusnya bisa memilih obyek foto yang menujukkan foto ini adalah hasil kinerja presiden yang bagus, seperti foto wartawan atas kinerja Presiden Suharto antara lain pak Harto sedang melihat sapi yang gemuk di Tapos.

Ibu Ani sebaiknya bisa mohon bantuan juru kamera profesional yang bisa membantu menunjukkannya obyek foto mana yang layak dipublikasikan yang ada hubungannya dengan prestasi presiden SBY. Salah satu obyek foto menarik ketika SBY berada dalam  lokasi pengungsian para korban erupsi gunung Merapi. Wah, kalau Ibu Ani  menjepret  bagaimana kondisi rakyat yang sedang menderita, dan dipublikasikan betapa mahalnya foto demikian, menurut saya!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun