Mohon tunggu...
Abraham FanggidaE
Abraham FanggidaE Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Abraham FanggidaE

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Revolusi Mental bagi Calon Menteri

21 Oktober 2014   15:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu indikator dominan Revolusi Mental adalah berani mengatakan ya atau tidak, menjadi orang baik, bersih, jujur. Ujian pertama yang dihadapi Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla pada detik-detik menetapkan siapa yang akhirnya menjadi menteri negara. Nama menteri sebaiknya diumumkan hari ini, atau paling lambat esok, 22 Oktober. Rakyat menunggu implementasi Revolusi Mental mulai dari Jokowi dan JK dalam mengambil keputusan siapa menteri negara, apa nama kabinet pemerintah 2014-2019.  Pengumuman itu jangan ditunda-tunda. Hari ini atau esok. Revolusi Mental harus berani mengambil keputusan apapun sekalian siap menghadapi resiko. Resiko terberat jika negara dan rakyat tidak maju karena menteri negara adalah oknum terindikasi korupsi, atau sebentar lagi dijadikan tersangka KPK.

Jokowi-dan JK harus memanggil calon menteri yang menurut hasil verifikasi calon dari Jokowi-JK yang dianalisis/dinilai KPK "lampu kuning" atau "lampu merah". Presiden dan wapres terapkan Revolusi Mental, berani ambil keputusan. Jelaskan kepada sang calon yang sekarang dalam kondisi tidak ramah dengan KPK, keputusan kami adalah demi kita. Revolusi Mental mulai dari kami untuk kita seluruh rakyat. Anda harus legowo, terapkan Revolusi Mental dalam diri. Legowo, jabatan bergengsi sebagai menteri negara untuk saat pengumuman nanti bukan milik Anda. Harus berani katakan itu. Katakanlah ya kalau benar KPK menyarankan sesuatu tentang seorang calon yang punya masalah sebelumnya, dan akan segera menjadi tersangka. Rakyat termasuk saya, mana tahu siapa orang yang dimaksud KPK. Jadi Anda tidak perlu merasa malu. Yang tahu bahwa Anda menjadi calon nominasi hanya tiga orang, yaitu Jokowi, JK, dan Anda.

Presiden dan Wapres harus minta dari sang calon yang bakalan di exit sebagai calon menteri. Segera mencari pengganti. Segera, segera, segera usulan nama hari ini juga. Seleksi orang benar dan orang baik, jujur. Lautan manusia sepanjang jalan Soedirman, Thamrin sampai Istana Negara, sebagai sinyal begitu besar harapan rakyat kepada pemerintahan Jokowi-JK. Rakyat sudah menyatakan permintaan dan menunggu pengumuman siapa-siapa menteri negara yang diketahui sebagai orang benar, orang baik, jujur untuk menjadi pembantu presiden dan wapres yang membawa harapan.

Menurut saya, Presiden dan Wapres yang menetapkan seorang sebagai menteri negara tidak hanya memberikan kewenangan kepada yang bersangkutan untuk mengurus kementerian negara tertentu tetapi juga kewenangan untuk implementasi Revolsui Mental diri sang menteri, seluruh pegawai kementerian, seluruh masyarakat yang berada dalam/terlibat dengan program kementerian negara tersebut.

Mulai pagi ini seluruh kementerian negara tidak mempunyai menteri negara. Kementerian negara sekarang ini hanya di tangan Sekjen, para Dirjen/Kepala Badan. Padahal masaih banyak uang APBN yang ada dalam brankas untuk menjalankan program. Para mantan menteri KIB II menunggu untuk serah terima dengan pengganti, setidaknya besok atau lusa. Jangan membiarkan PNS, TNI/Polri "berleha-leha" selama beberapa hari karena menteri negara, pemimpin atau koordinator mereka sudah demisioner. Impelemntasi Revolusi Mental pada PNS, TNI/Polri juga ditandai dengan kecepatan mengumumkan nama menteri negara.

Pasar pasti merespon positip kalau pengumuman menteri negara dilakukan hari ini atau paling lambat besok. Juga akan merespon positip kalau nama yang diumumkan sebagai figur terbaik. Ini suasana bagus, masih hangat. Segera menindaklanjuti kehangatan dengan pengumuman nama-nama menteri negara. Biar mereka pun yaitu para menteri negara segera berlari menghangatkan jiwa dan kreasi mereka kepada rakyat. Ini pun implementasi Revolusi Mental. Biar rakyat pun mulai kerja, kerja, kerja sebagai implementasi Revolusi Mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun