Mohon tunggu...
Abraham Wirotomo
Abraham Wirotomo Mohon Tunggu... Peneliti -

Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Peneliti Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Orang Berpuasa yang Minoritas

12 Juni 2016   20:05 Diperbarui: 13 Juni 2016   01:32 4972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Kompasiana yang baik,

Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat berpuasa bagi teman-teman yang sedang menjalankan ibadah puasa. Kebetulan beberapa hari lalu saya “terjebak” dalam diskusi apakah orang yang tidak berpuasa perlu menghormati yang berpuasa dengan tidak makan dan/atau minum di depan mereka. Salah satu argumen dari yang kontra-tidak makan di depan orang berpuasa adalah jika orang yang tidak berpuasa dipaksa tidak bisa makan/minum di depan orang berpuasa maka ini adalah salah satu bentuk pemaksaan halus oleh mayoritas ke minoritas. Terlepas dari setuju atau tidak setuju dengan argumen tersebut saya lebih tertarik untuk menguji premis bahwa orang yang tidak berpuasa adalah minoritas.

Mengingat 87.18% penduduk Indonesia adalah muslim, sepertinya sangat intuitif untuk menyimpulkan bahwa orang yang tidak berpuasa adalah minoritas. Setelah saya coba cek beberapa fikih terkait puasa, saya mengidentifikasi beberapa kolompok yang tidak diwajibkan berpuasa, kelompok-kolompok tersebut adalah sebagai berikut:

  • Non-muslim
  • Anak kecil
  • Lansia
  • Wanita yang sedang menstruasi
  • Sakit jiwa
  • Sakit berat
  • Ibu hamil dan/atau menyusui
  • Kondisi khusus lainnya, di mana berpuasa dapat menimbulkan lebih banyak kerugiaan ketimbang manfaat, antara lain: sangat miskin, perjalanan jarak jauh, terkena bencana alam, sedang perang, pekerjaan yang menuntut harus sangat bugar (tentara sedang menjaga keamanan) dan lainnya.

Kebetulan saya pernah riset mengenai Jaminan Kesehatan Semesta Indonesia, ada beberapa data demografi dan profil kesehatan Indonesia yang bisa saya coba utak-atik. Data-data tersebut saya coba olah untuk mengestimasi jumlah orang yang berpuasa pada tahun 2015. Hasil dapat dilihat pada tabel berikut :


Ada beberapa asumsi yang saya gunakan:

  • Rasio yang berlaku untuk populasi juga berlaku untuk kelompok agama tertentu.
  • Yang tidak beragama Islam tidak ikut puasa.
  • Usia aqil balik pada umur 15 tahun.
  • Usia lanjut berumur diatas 65 tahun.
  • Menstruasi, diestimasi dari rasio gender dan menstruasi berlangsung 5 hari.
  • Menurut profil Kesehatan Indonesia (Kemenkes, 2015) ada 6.1% dari wanita yang merupakan ibu hamil dan menyusui.
  • Yang termasuk sakit berat: malaria, TBC, dan diabetes.
  • Menurut FAO (2015) penduduk Indonesia yang masih menderita kelaparan ada 7.6%. Saya asumsikan orang Indonesia yang melakukan perjalanan jauh dan sedang terkena bencana ada 2.4% sehingga kondisi khusus menjadi 10% dari total populasi. 

Berdasarkan informasi yang ada pada tabel sebelumnya, kita bisa menyimpulkan sebagai berikut:

screen-shot-2016-06-12-at-11-27-20-pm-575d8de6cd92734c0f900d60.png
screen-shot-2016-06-12-at-11-27-20-pm-575d8de6cd92734c0f900d60.png

Sebagaimana teman-teman bisa lihat, ternyata jumlah orang yang wajib berpuasa hanya 36.85%

Kesimpulan saya adalah argumen orang yang tidak berpuasa harus ikut berpuasa sebagai bentuk pemaksaan halus dari mayoritas ke minoritas adalah argumen yang tidak valid karena justru bertentangan dengan data statistik. Saran saya bagi teman-teman yang tidak berpuasa, yang mayoritas sudah sewajarnya justru menghormati yang minoritas. Salah satu caranya dengan tidak makan/minum di depan saudara kita yang sedang menjalankan ibadah mereka.

Nuwun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun